Wacana Presiden 3 Periode, Ustaz MIY: Rezim Saat Ini Ibarat Tim Sepakbola adalah The Winning Team
Mediaumat.news – Menanggapi wacana presiden 3 periode, Cendekiawan Muslim Ustaz Muhammad Ismail Yusanto mengatakan rezim saat ini ibarat tim sepakbola adalah the winning team. “Buat mereka yang punya kepentingan rezim sekarang ini ibarat tim sepakbola itu adalah the winning team,” ungkapnya dalam acara Special Interview: Ada Apa di Balik Wacana Presiden 3 Periode? Ahad (21/3/2021) di kanal Youtube Rayah TV.
Menurutnya, yang dimaksud the winning team tentu saja dalam perspektif para oligarki yang selama ini merasakan keuntungan bermacam-macam. “Kalau ini sudah menang, satu dua periode, kenapa tidak dilanjutkan tiga periode, kenapa harus diganti? Diganti belum tentu menang,” sindirnya.
Ia pun mencontohkan kepentingan politik ekonomi para oligarki. “Di dalamnya termasuk pebisnis, pemilik modal, jadi mereka merasa seluruh kepentingan, harapan, bahkan juga angan-angan yang selama ini nyaris mustahil, itu sekarang bisa diwujudkan,” ungkapnya.
Ustaz MIY merasa belum pernah mendengar kecuali sekarang perusahaan tambang batu bara mendapatkan royalti nol persen. “Di era mana sebuah perusahaan batu bara itu bisa mendapatkan royalti nol persen? Royalti nol persen itu artinya ‘You bisa ambil suka-suka tanpa membayar Rp1 pun,” jelasnya.
Selain itu juga ada kepentingan politik ideologi. “Saya kira rezim ini melihat ada sesuatu yang menurut mereka itu harus diwaspadai bahkan harus disikapi, dan dihabisi apa itu? Itulah yang mereka sebut radikalisme,” bebernya.
Ia mengatakan, sampai sekarang apa yang dimaksud degan radikalisme itu belum jelas. “Mereka hanya selalu mengatakan radikalisme itu mereka yang menginginkan mengganti ideologi negara, yang menginginkan penerapan syariat secara kaffah,” ungkapnya.
“Kenapa mereka melakukan itu? Ya dalam rangka tadi itu ada gejala yang harus diwaspadai, disikapi, dihabisi,” jelasnya.
“Untuk membersihkan itu semua butuh waktu, satu periode itu baru griyek-griyek, periode kedua baru tindakan-tindakan, mereka menghitung kayanya nda cukup, lalu bagaimana? Ya perlu waktu lebih panjang lagi,” pungkasnya [] Ade Sunandar