Jokowi Sebut Usulan Tiga Periode Bagian Demokrasi, Siyasah Institute: Inkonsisten

Mediaumat.id – Pernyataan Jokowi terkait usulan perpanjangan masa jabatan presiden tiga periode yang menyebut bagian dari demokrasi, padahal dulu pernah bilang dengan tegas tidak ada niat dan menolak jabatan tiga periode dinilai Direktur Siyasah Institute Iwan Januar inkonsisten.
“Rakyat Indonesia sepertinya sudah hafal dengan tabiat Jokowi, ikut arah angin, inkonsisten. Dulu bilang perpanjangan masa jabatan menampar mukanya, sekarang berubah, bilang itu bagian dari demokrasi,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Sabtu (5/3/2022).
Menurutnya, ungkapan Jokowi, ‘Siapa pun boleh-boleh saja mengusulkan wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden, menteri atau partai politik, karena ini kan demokrasi. Bebas aja berpendapat. Tetapi, kalau sudah pada pelaksanaan semuanya harus tunduk dan taat pada konstitusi’, meskipun Jokowi tidak bilang mendukung usulan pemunduran jadwal pemilu, namun itu bisa dibaca sebagai tiga sikap.
Pertama, kata Iwan, hal ini memberi angin kepada pihak-pihak yang ingin memundurkan jadwal pemilu, baik dari kalangan parpol, pejabat atau politisi.
Kedua, menutupi perilaku tidak etis bawahannya yang menggalang suara parpol pendukung untuk melempar usulan itu. “Kelihatannya Jokowi juga tidak enak hati membiarkan koleganya yakni Muhaimin, Airlangga, dan Zulhas jadi bulan-bulanan media dan publik karena mereka yang kentara mengusulkan hal tersebut,” ungkapnya.
Ketiga, secara tersirat Jokowi menyatakan siap bila diperpanjang masa jabatannya dengan memundurkan jadwal pemilu. “Keputusan politik ini berbahaya karena membuka peluang oligarki memperpanjang cengkeramannya dan bersiap-siap untuk jadwal pemilu berikutnya. Adapun soal menabrak konstitusi, itu bukan halangan, tinggal amandemen undang-undang saja. Jokowi pede begitu karena DPR kan sudah dikuasai koalisinya,” bebernya.
Menurut Iwan, halangan yang berat sebenarnya malah dari PDIP, karena PDIP kelihatannya sudah tidak mau lagi mengusung Jokowi, dan mempersiapkan Puan. “Jadi, ada pertarungan di internal PDIP,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it