Rusuh di Paris Antara Polisi dan Demonstran Menolak RUU “Keamanan Komprehensif”
Kekerasan meletus di ibu kota Prancis, Paris, pada hari Sabtu (5/12), selama demonstrasi besar-besaran untuk memprotes RUU “Keamanan Komprehensif”, ketika para demonstran bentrok dengan polisi, yang menanggapi dengan menyemprotkan gas air mata.
Puluhan pengunjuk rasa bertopeng melemparkan bom molotov dan petasan ke polisi anti huru hara, menghancurkan etalase toko, membakar mobil, serta membakar penghalang polisi, dan beberapa pengunjuk rasa menggunakan palu untuk memecahkan batu trotoar.
Puluhan orang ditangkap, dan seorang jurnalis yang berpartisipasi dalam demonstrasi tersebut mengatakan kepada AFP bahwa “Prancis memiliki kebiasaan membatasi kebebasan sambil memberitakan pentingnya hal itu kepada orang lain.”
Inilah Prancis, dan inilah kebebasan yang dipamerkannya. Sikap Prancis yang menekan dan menindas para demonstran, telah memaksa mereka melakukan sabotase untuk menekan negara. Sebab dalam hal ini, Prancis adalah negara yang mengenal kebebasan hanya untuk kartun-kartun yang menghina Nabi. Akibatnya, Prancis, hari ini tenggelam dalam lautan kekacauan dan sabotase (hizb-ut-tahrir.info, 6/12/2020).