Mengapa Rekonsiliasi Para Penguasa Dimulai di Teluk

 Mengapa Rekonsiliasi Para Penguasa Dimulai di Teluk

Emir Kuwait, Sheikh Nawaf Al-Ahmad Al-Sabah, mengirimkan dua surat ucapan terima kasih kepada Emir Qatar, Tamim, dan Raja Arab Saudi, Salman, atas upaya mereka untuk mengatasi krisis Teluk dan mencapai kesepakatan akhir yang menjamin persatuan dan kohesi posisi Teluk. Tentu saja, ini muncul dalam jilatan politik, sebab para penguasa inilah yang menyebabkan krisis. Penguasa Arab Saudi adalah pihak yang melakukan boikot terhadap Qatar karena berafiliasi dengan Inggris. Tentu saja keputusannya itu tidak lahir dari kemauannya, melainkan Presiden AS yang memerintahkan untuk melakukannya karena kepentingan AS bertentangan dengan kepentingan Inggris di wilayah tersebut.

Tetapi setelah pemilu Amerika, dan kebocoran beberapa berita tentang niat pemerintahan Trump untuk menyerang Iran, serta pembunuhan ilmuwan nuklir Iran untuk memprovokasi Iran dan kemudian menyerangnya, maka berita tentang rekonsiliasi Teluk tidak lagi mengemuka sekarang. Bahkan semua tindakan para penguasa ini berasal dari nuraninya, sebab mereka menerima perintah dan larangan dari ibu kota kaum kafir penjajah, di mana mereka bertempur, berkompromi, membelanjakan, dan menahan diri dari pengeluaran sesuai dengan instruksi yang dikeluarkan oleh ibu kota tersebut. Mungkin apa yang disebutkan mantan Presiden AS Obama dalam bukunya yang baru dirilis berjudul “The Promised Land, Tanah Perjanjian”, di mana dia berbicara tentang para penguasa ini, dan mengungkapkan kebenaran yang sangat pahit, yaitu bahwa para penguasa ini adalah para Ruwaidat, yakni orang-orang bodoh yang berbicara tentang urusan umat dan masyarakat (hizb-ut-tahrir.info, 6/12/2020).

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *