Prancis Larang Muslimah Berabaya, Bukti Standar Ganda!

 Prancis Larang Muslimah Berabaya, Bukti Standar Ganda!

Mediaumat.info – Dilarangnya Muslimin Prancis mengenakan abaya, jilbab, berjenggot, burka, dan cadar dinilai sebagai bentuk standar ganda pemerintah setempat karena dalam waktu yang bersamaan menjamin liberté (liberalisasi) dalam kehidupan umum termasuk beragama.

“Sikap standar ganda Prancis, ketika kaum Muslimin di Prancis dilarang mengenakan abaya, jilbab, jenggot, burka, cadar ya. Padahal, itu kan satu hal yang sebetulnya merupakan tanda kutip kebebasan berekspresi. Kalau betul Prancis itu negara yang menjamin liberté, liberalisasi dalam kehidupan umum termasuk beragama, mestinya enggak terganggu dong dengan hal itu,” tutur Direktur Siyasah Institute Iwan Januar dalam Kabar Petang: Demokrasi dan Kebebasan Palsu, Sabtu (29/3/2025) di kanal YouTube Khilafah News.

Padahal, jelas Iwan, selama ini Prancis yang paling getol menyuarakan liberté, egalité, dan fraternity atau menyuarakan kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan. Tapi Prancis tidak pernah memberikan perlakuan yang sama terhadap Islam.

“Banyak yang beranggapan bahwa dengan prinsip kebebasan liberalisme, maka semua umat beragama bebas mengekspresikan agama. Faktanya terhadap Islam ini tidak berlaku, jadi ini satu hal yang kontradiktif,” bebernya.

Tapi, kata Iwan, kaum Muslim bisa melihat dan merasakan memang ada kebencian dari Prancis terhadap Islam, yang familiar dengan sebutan islamofobia.

“Mereka melihat Islam sebagai sebuah ancaman baik secara agama mereka ataupun juga secara peradaban,” ujarnya.

Satu sisi, tegas Iwan, Prancis mengakui agama tapi sangat membatasi bahkan dengan tindakan represif.

Anehnya, tandas Iwan, Prancis menggunakan dalil mengancam sekularisme.

Menariknya, lanjut Iwan, esensi prinsip sekularisme merupakan prinsip jalan tengah. Artinya, mengakomodir agama hanya dibatasi ruang geraknya di ruang-ruang ibadah atau pada hari agama. Tapi dalam kehidupan publik, melarang adanya agama campur tangan dalam urusan ekonomi, politik, dan kenegaraan.

“Prinsip jalan tengah yang mereka ambil itu adalah berdasarkan sudut pandang mereka yang ada kebencian terhadap agama,” ungkapnya.

Maka, cetus Iwan, inilah bukti nyata kegagalan paham sekularisme dan liberalisme. Karena dari mulai akarnya yang sudah mengalami pembusukan.

“Satu hal yang kita lihat, hal yang sudah gagal dari akarnya maka jangan harap bangunannya akan baik,” pungkasnya.[] Novita Ratnasari

 

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *