Peringati Hari Penaklukan Konstantinopel, Umat Islam di Banarmasin Serukan Penegakan Khilafah
584 tahun hijriah lalu, di tanggal 20 Jumadil Awal, menjadi momen bersejarah bagi umat Islam se-dunia, atas penaklukkan Konstantinopel (sekarang Istambul, Turki), yang harinya ikut diperingati oleh masyarakat di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Rabu (15/01/20).
Acara ini turut diadakan di tempat bersejarah bagi umat Islam di Kalsel, yakni Masjid Sultan Suriansyah, masjid tertua di pulau Kalimantan (diperkirakan dibangun tahun 1526 masehi).
Apalagi masuknya Islam di Bumi Lambung Mangkurat tersebut, dinyatakan tidak lepas dari peran Kekhilafahan Turki Utsmani, usai pengutusan para ulama timur tengah ke Nusantara, yang kini dikenal dengan istilah Wali Songo.
“Menurut Sultan Khairul Saleh (Sultan Kesultanan Banjar masa sekarang, red), pada 1527, beliau, Sultan Suriansyah, tulak (berlayar) ke Kosntantinopel, untuk mengucapkan terima kasih ke Sultan Turki, telah meresmikan nama beliau, menjadi Sultan Suryanullah, atau Sultan Suriansyah, melalui Syarif Mekkah,” cerita Datuk Cendekia Hikmadiraja Kesultanan Banjar, Ahmad Barjie, yang juga pemerhati sejarah lokal, saat berkesempatan mengisi tablig akbar, di hadapan banyak jamaah.
Sampainya dakwah Islam ke Tanah Banjar, tentunya tidak terlepas dari suksesnya upaya pasukan terbaik umat Islam, yang meruntuhkan benteng kuat Kerajaan Byzantium tersebut.
Sayangnya, “benteng” itu sudah menjelma jadi bentuk lain, yang berdiri kokoh melemahkan sanubari jiwa-jiwa kaum muslimin.
“Hari ini ada benteng-benteng, yang menghalangi kaum muslimin, yakni benteng-benteng ashobiyah, mereka dikerat dengan negara-negara kecil, lebih dari 50 negara kecil,” geram Ustaz Wahyudi Ibnu Yusuf, pimpinan Ma’had Darul Ma’arif, Banjarmasin, saat kesempatan tausiahnya, yang kemudian mengajak para jamaah, untuk bersama melakukan dakwah.
Diantara dakwah tersebut, menurut pemerhati politik Islam, Riduansyah Syafari, adalah dengan mengupayakan tegaknya kembali Khilafah yang sesuai dengan metode kenabian (ala minhajin nubuwwah).
“Memiliki institusi politik berupa kekhilafahan, adalah sarana mutlak untuk menjemput bisyaroh Rasulullah, ” tegas dosen dari salah satu perguruan tinggi di Kalsel tersebut, saat gilirannya mengisi tablig akbar.
Bisyaroh adalah kabar gembira dari Rasulullah tentang masa depan. Di antaranya adalah petunjuk akan ditaklukkannya Yaman, Persia, termasuk Konstantinopel, dan yang belum terjadi, adalah penaklukkan Roma.
Bahkan siapapun nantinya yang akan menunaikannya, diganjar posisi yang mulia, karena akan mendapat gelar pemimpin dan pasukan terbaik.
“Sekarang kebangkitan Islam yang kedua, kebangkitan Islam yang terakhir, dan tiada kemuliaan yang lebih besar, daripada bisyaroh akhir zaman, maka sahabatku sekalian, sanggup kah kita memperjuangkan Islam?”, teriak Ahmad Hasan, aktivis pemuda Islam, yang disambut pekikan takbir kencang para jamaah, saat kesempatannya mengisi tablig akbar.
Dalam menyambut kemenangan tersebut, Ustaz Hidayatul Akbar, Pimpinan Majelis Taklim Muslimin(at) Handayani Tuntunan Ilahi, juga mengajak jamaah, untuk memperbagus amal dan menyempurnakannya, guna bisa mendapat pertolongan Allah Swt.
“Pada hari itu bergembiralah orang-orang yang beriman karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendakiNya. Dan Dialah Maha Perkasa lagi Penyayang,” urai Ustadz Hidayat, saat menyitir surah Ar-Rum, ketika pidato pembukaan acara.
Kegiatan ini turut berkontribusi terhadap pergerakan tren topik twitter, yang telah mendunia selama beberapa jam, dalam peringatan serempak hari penaklukkan Konstantinopel.[]