Pemimpin ISKCON Ditangkap, Hizbut Tahrir Serukan Pemutusan Hubungan Diplomatik dengan India
Dhaka, Bangladesh – Hizbut Tahrir, melalui Kantor Media Wilayah Bangladesh, menyerukan pelarangan organisasi Hindutva ekstremis International Society for Krishna Consciousness (ISKCON) dan pemutusan hubungan diplomatik dengan India. Pernyataan tersebut menyusul insiden penangkapan seorang pemimpin ISKCON atas dugaan keterlibatan dalam kegiatan anti-negara di Bangladesh.
Menurut siaran pers yang diterbitkan pada Kamis (28/11/2024), insiden tersebut memicu kerusuhan di gedung pengadilan yang melibatkan pendukung ISKCON. Mereka dilaporkan melakukan serangan terhadap sebuah masjid dan membunuh seorang pengacara negara bernama Saiful Islam Alif (35). Insiden ini disebut menyerupai serangan terhadap masjid yang dilakukan oleh aktivis Hindutva di India.
Media arus utama disebut menutupi fakta insiden tersebut dengan melaporkan kematian Alif sebagai akibat bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa. Hizbut Tahrir mengkritik keras sikap pemerintah Bangladesh dan partai-partai politiknya, yang dianggap tidak tegas dalam menghadapi agresi India dan proxy-nya, ISKCON.
Hizbut Tahrir juga menuduh India menggunakan ISKCON sebagai alat untuk memperluas pengaruhnya di Bangladesh, serta memanfaatkan isu-isu minoritas untuk melemahkan mayoritas Muslim di negara tersebut. Organisasi itu menyerukan kepada rakyat Bangladesh dan militer untuk mendukung penegakan kembali Khilafah sebagai solusi atas ketidakadilan yang terjadi.
Seruan ini diakhiri dengan ajakan kepada umat Islam untuk bersatu di bawah kepemimpinan Hizbut Tahrir dalam mendirikan Khilafah yang disebut dapat menghentikan agresi India dan menjaga stabilitas kawasan.
Kantor Media Hizbut Tahrir
Wilayah Bangladesh
Sumber: hizb-ut-tahrir.info