Penguasa Negeri Islam Lemah, Cina Semena-mena pada Muslim Uighur

 Penguasa Negeri Islam Lemah, Cina Semena-mena pada Muslim Uighur

Mediaumat.news – Pengamat Politik Internasional Farid Wadjdi mengatakan Cina bisa semena-mena kepada Muslim Uighur karena tahu tidak ada yang bisa mencegahnya.

“Cina leluasa melakukan tindakan yang semena-mena kepada muslim Uighur karena Cina tahu apa pun yang mereka lakukan tidak ada yang bisa mencegahnya,” ujarnya saat dihubungi Mediaumat.news, Jumat (01/01/2021).

Bahkan, menurut Farid, penguasa-penguasa negeri Muslim yang seharusnya mencegah dan memberikan pelajaran terhadap Cina malah bekerja sama dengan Cina.

“Negara-negara Arab banyak bekerja sama dengan Cina, termasuk Indonesia,” ucapnya.

Selain itu, ungkap Farid, Cina tahu persis negara-negara Barat yang sering berbicara terkait HAM sebenarnya hanya untuk kepentingan mereka sendiri.

Barat mengangkat isu Uighur tapi tidak serius untuk menghentikan penindasan yang terjadi. Mereka menekan Cina menggunakan isu Uighur ini untuk kepentingan mereka sendiri. Dan ketika kepentinganya sudah terpenuhi maka selesailah isu Uighur tersebut.

“Bagi Barat, HAM adalah komoditas politik saja untuk kepentingan mereka,” bebernya.

Farid menilai selama ini tuduhan terorisme adalah rekayasa yang sedemikian rupa untuk melabeli orang atau kelompok yang berseberangan dengan negara. Dan inilah yang juga dilakukan oleh Cina, yaitu untuk membenarkan tindakan mereka terhadap Muslim Uighur yang mereka tindas. Dengan memberikan label teroris padahal tidak ada tindakan teroris yang dilakukan oleh Muslim Uighur.

“Seperti apa yang terjadi di Palestina, bahwa Muslim yang melawan penjajahan dan penindasan Yahudi maka akan dilabeli dengan teroris,” sebutnya.

Farid berpendapat umat Islam harus mempunyai kekuatan politik yang seimbang dengan Cina maupun Amerika. Itulah satu-satunya cara untuk menghentikan penindasan terhadap Muslim Uighur.

“Itulah relevansi umat Islam untuk membangun khilafah yang dengan itu akan memberikan pelajaran kepada negera yang memusuhi umat Islam,” pungkasnya.

Seperti diberitakan cnnindonesia.com, Kamis (31/12/2020), seorang Muslim Uighur Gulshan Abbas (58 tahun) dijatuhi hukuman penjara selama 20 tahun atas tuduhan terorisme, Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin dalam konferensi pers mengumumkan di hari yang sama tanpa merinci kesalahannya.

Rushan Abbas, kerabat Gulshan Abbas mengatakan, ia dijatuhi hukuman karena aktivitasnya yang secara vokal membela etnis Uighur.

Menurut kesaksian Rushan, Gulshan ditahan pada September 2018. Gulshan merupakan pensiunan dokter yang fasih berbahasa Mandarin dan tinggal di AS lantaran secara lantang mengkampanyekan pembebasan terhadap saudara perempuannya.[] Agung Sumartono

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *