Pengamat Sebut Politik Luar Negeri Amerika adalah Dominasi, Intervensi dan Penjajahan

 Pengamat Sebut Politik Luar Negeri Amerika adalah Dominasi, Intervensi dan Penjajahan

Mediaumat.news – Adanya harapan dari sejumlah pihak Presiden Amerika yang baru Joe Biden akan membatalkan kebijakan Presiden Donald Trump terkait masalah Timur tengah, Pengamat Politik Internasional Farid Wadjdi mengatakan politik luar negeri Amerika tidak akan berubah, yaitu dominasi, intervensi dan penjajahan.

“Metode politik luar negeri Amerika tidak akan berubah, yaitu dominasi, intervensi dan penjajahan,” ujarnya dalam acara Kabar Malam, Kamis (21/01/2021) di kanal YouTube News Khilafah Channel.

Menurut Farid, Amerika adalah negara adidaya dengan basis ideologi kapitalisme yang kuat. Oleh karena itu prinsip-prinsip penting dalam politik luar negeri Amerika tidak akan banyak berubah, yaitu mengokohkan dan menjaga eksistensi kapitalisme di seluruh dunia. Hanya bentuknya disesuaikan dengan kepentingan Amerika, ada yang dengan penjajahan militer seperti di Irak dan Afghanistan atau ada yang dengan penjajahan ekonomi politik.

Terkait Timur Tengah, ia melihat ada tiga kepentingan besar politik luar negeri Amerika di Timur Tengah. Pertama, menjaga kontrol terhadap sumber energi di Timur Tengah, terutama minyak dan gas agar tetap di bawah kendali Amerika Serikat. Kedua, mempertahankan eksistensi penjajah Yahudi di Palestina. Ketiga, mencegah munculnya politik Islam. Sebab politik Islam dianggap mengancam eksistensi penjajah Yahudi, mengancam sekutu-sekutu dan kepentingan Amerika di Timur Tengah.

Oleh karena itu, kata Farid, kebijakan-kebijakan Amerika secara umum tidak akan berubah di Timur Tengah, apa yang sejalan dengan kepentingan politik luar negeri Amerika secara umum yang dilakukan Donald Trump tidak akan diubah oleh Joe Biden. Misalnya normalisasi terhadap Israel. Yang berubah kemungkinan hanya segi pendekatannya saja, misalnya Donald Trump dikenal dengan pendekatannya yang hard power dan lebih mengedepankan konfrontasi. Sementara Joe Biden sama dengan Obama yaitu dengan pendekatan soft power.

Farid mengungkapkan, beberapa pihak berharap bahwa Joe Biden dengan slogan-slogannya yang mengampanyekan demokrasi dan hak asasi manusia bisa membawa angin segar bagi demokratisasi di Timur Tengah. Terutama untuk menggeser rezim-rezim represif seperti di Mesir dan Arab Saudi yang tentu dalam kacamata Amerika negara-negara tersebut tidaklah demokratis. “Tapi apakah Joe Biden melakukan itu? Ini diragukan oleh banyak pihak ya,” ucapnya

Terakhir ia menyebut, Amerika tetap akan berbicara di dunia internasional tentang demokrasi, hak asasi manusia, pluralisme dan liberalisme ekonomi. “Hanya saja demokrasi selama ini hanya sekadar alat bagi politik luar negeri Amerika, demokrasi akan dipakai kalau itu sejalan dengan kepentingan luar negeri Amerika, tapi demokrasi akan dikesampingkan kalau tidak sejalan dengan kepentingan Amerika,” pungkasnya.[] Agung Sumartono

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *