Pengamat Ini Ungkap Penyebab Serangan Turki ke Basis Kurdi di Suriah
Mediaumat.news – Menanggapi serangan udara bersenjata Turki ke basis Kurdi di Suriah pada Sabtu (20/3) malam waktu setempat, Pengamat Politik Internasional Farid Wajdi menyebut, serangan itu dikarenakan Kurdi ingin mengambil wilayah Turki.
“Ketika Turki melakukan serangan terhadap Kurdi ini sebenarnya isu lama. Karena memang, Kurdi ini ingin membuat negara sendiri yang termasuk mengambil wilayah Turki,” ungkapnya kepada Mediaumat.news, Selasa (23/3/2021).
Ia mengatakan, sejak terbentuknya negara-negara bangsa (nation state) di Timur Tengah, mengakibatkan sekitar 25 hingga 35 juta orang Kurdi tinggal di perbatasan-perbatasan negara Turki, Irak, Suriah, Iran dan Armenia.
“Jadi Kurdi ini kalau kita lihat, ingin membentuk negara. Sehingga dia berselisih dengan Turki, berselisih pula dengan Suriah. Termasuk lama berselisih pula dengan Irak. Sehingga, ini yang menjadi alasan Turki untuk melakukan serangan terhadap Kurdi,” tambahnya.
Skenario Barat
Di sisi lain, ia mengutip sebuah judul buku sejarah tahun 1989, yang ditulis oleh finalis Pulitzer Prize David Fromkin, A Peace to End All Peace: The Fall of the Ottoman Empire and the Creation of the Modern Middle East 1914–1922. “Lebih kurang artinya, perdamaian yang menghancurkan semua perdamaian,” jelasnya.
Dalam buku tersebut, ungkap Farid, sebenarnya kisruh atau problem di Timur Tengah itu dimulai ketika Khilafah Utsmani runtuh. Dan terbentuknya negara-negara bangsa yang dipaksakan skenarionya itu oleh Barat,” tegasnya.
Ia menjelaskan, ketika era Khilafah Islam, Kurdi yang termasuk kelompok etnis terbesar keempat di Timur Tengah, tidak pernah menjadi masalah besar. Karena Turki, Irak, Suriah, Iran dan Armenia bersatu di bawah naungan Khilafah Islam. ” Kurdi ada di wilayah itu juga. Dan mendapatkan pelayanan dan perlindungan yang sama dari khilafah,” tandasnya.
Oleh karena itu, Farid berharap, pendekatan krisis tersebut tidak dengan saling mengangkat senjata. Melainkan bersatu di bawah naungan khilafah. “Jadi kalau kita merujuk, mengambil logika dari judul buku tadi, maka kita sebutkan Khilafah Islam akan mengakhiri semua problem yang muncul akibat warisan kolonial yang membagi-bagi wilayah kekhilafahan yang terus menimbulkan persoalan hingga saat sekarang ini,” pungkasnya. [] Zainul Krian