Pembentukan Danantara Lebih Beraroma Politik daripada Teknokratis

Mediaumat.info – Pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) oleh pemerintah Indonesia untuk mengonsolidasi dan mengoptimalisasi investasi pemerintah mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, dinilai lebih beraroma politik daripada teknokratis.
“Nah, begitupun kita juga menyayangkan, yang pembentukan ini (Danantara) juga beraroma lebih kepada politik daripada teknokratis,” ujar Analis Politik Media dan Analisa Data Hanif Kristianto dalam Kabar Petang: Kritik Terbuka untuk Danatara, Senin (14/4/2025) di kanal YouTube Khilafah News.
Karena, menurutnya, yang menjadi problem adalah di dalamnya itu bukan para ahli.
“Dalam artian kita tahulah Tony Blair (mantan Perdana Menteri Inggris yang membantai Muslim Irak), Taksin (mantan Perdana Menteri Thailand yang pernah dipidana karena korupsi), ataupun beberapa yang lain, itu juga bukanlah tokoh-tokoh yang memiliki kapasitas dari sisi ekonomi ya lebih pada tokoh-tokoh yang berafiliasi kuat kepada politik,” jelasnya.
Maka, lanjutnya, wajar bila publik juga menganggap ini bukan soal investasi, melainkan konsolidasi kekuasaan ekonomi oleh kelompok tertentu.
“Nah, ini yang menjadi kewaspadaan kita jangan sampai dengan adanya pembentukan badan baru ini, malah menambah problem baru,” bebernya.
Maka Hanif juga turut prihatin, di tengah situasi rupiah yang tertekan terhadap dolar, bahkan di saat masyarakat itu juga berharap pada pemerintah.
“Sebetulnya kondisi ekonomi negeri ini kan sedang tidak baik-baik saja ya di tengah-tengah tumpukan utang yang menggunung. Nah sebetulnya rakyat ingin kebijakan itu yang langsung menyentuh pemulihan ekonomi yang riil, ekonomi yang dirasakan masyarakat,” pungkasnya.[] Setiyawan Dwi
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat