Erdogan dan Presiden Entitas Yahudi
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan melalui panggilan telepon kepada Presiden (Israel) Isaac Herzog, bahwa hubungan antara Turki dan (Israel) penting bagi Timur Tengah dan ada kemungkinan kerjasama antara kedua pihak.
Departemen Komunikasi Kantor Kepresidenan Turki menyatakan, pada Senin malam (12/07) bahwa Erdogan, melalui panggilan telepon, mengucapkan selamat kepada Herzog karena menduduki posisi presiden (Israel), dan menekankan bahwa hubungan antara Turki dan (Israel) “sangat penting untuk keamanan dan stabilitas Timur Tengah …”.
Erdogan meyakinkan Herzog bahwa setiap langkah positif yang akan diambil untuk menyelesaikan konflik Palestina (Israel) juga akan berkontribusi pada kemajuan hubungan Turki (Israel) ke “arah yang positif”.
Dalam konteks ini, Presiden Turki mengatakan bahwa masyarakat internasional berusaha mencapai solusi permanen dan komprehensif untuk konflik Palestina (Israel) berdasarkan solusi dua negara dalam kerangka resolusi PBB (arabic.rt.com, 12/07/2021).
Turki yang telah memeluk Khilafah Islam selama beberapa abad, ternyata presiden sekulernya memberi selamat kepada presiden entitas Yahudi, perampas tanah Palestina yang diberkati. Dengan demikian, tindakannya ini menantang perasaan kaum Muslim yang tengah memendam kebencian terhadap entitas monster ini.
Panggilan telepon belaka antara Erdogan dan presiden entitas Yahudi sudah merupakan kejahatan besar! Lalu, bagaimana dengan memberi selamat kepadanya atas kedudukannya ini? Dan bagaimana dengan menggambarkan pendudukan tanah yang diberkati, Palestina oleh Yahudi sebagai “konflik Palestina (Israel)”, yang seolah-olah itu hanya perselisihan dan konflik atas suatu hal atau beberapa hal antara dua orang, dua bangsa, atau dua tetangga?
Dan tidak hanya itu, bahkan Erdogan mengadopsi solusi Amerika tentang apa yang disebutnya sebagai konflik Palestina (Israel), yaitu solusi dua negara, serta menyerukannya, padahal semua tahu bahwa Menteri Luar Negeri entitas Yahudi segera mengatakan bahwa “solusi dua negara saat ini tidak berlaku” (aljazeera.net, 13/7/2021).
Penguasa kaum Muslim yang sejati adalah penguasa yang takut kepada Allah SWT terkait segala hal, terkait rakyatnya, terkait kebijakannya dalam mengurus urusan mereka, dan terkait hubungan negara Muslimnya dengan negara lain, serta bagaimana mengambil sikap yang jelas terhadap mereka yang menduduki tanah kaum Muslim dengan mengirim tentara untuk membebaskannya, tidak menjalin hubungan diplomatik dengannya, juga tidak mengakui pendudukan tanah kaum Muslim. Kewajiban penguasa Muslim yang sebenarnya adalah mengembalikan isu Palestina ke pangkuan aslinya, yaitu umat Islam, sebab itu adalah isu kaum Muslim, bukan isu konflik kepentingan. Sehingga kewajiban terkait isu Palestina adalah mengadopsi solusi Islam untuk isu-isu kaum Muslim, dan mengirimkan tentara untuk mengembalikan sejengkal tanah kaum Muslim yang didudukinya.
Sedang yang bisa melakukan itu semua hanyalah Khalifah kaum Muslim, dalam negara Khilafah ‘ala minhājin nubuwah, yang akan segera tegak dengan izin Allah SWT, karena hanya dia satu-satunya yang dapat mengambil keputusan tegas seperti itu, yang akan memotong akar kekufuran dan kaum kafir, dan yang akan membuat mereka melupakan bisikan setan. Kami memohon kepada Allah SWT untuk mempercepat kemenangan dan kekuasaan bagi kaum Muslim, yang merupakan janji Allah SWT, dan kabar gembira dari Rasul-Nya SAW. [Khalifah Muhammad]
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 15/07/2021.