Al-Qur’an menyebutkan kisah-kisah bangsa-bangsa terdahulu untuk dijadikan pelajaran. Allah SWT. berfirman:
﴿لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّأُولِي الْأَلْبَابِ﴾
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (TQS. Yususf [12] : 111).
Dan Bani Israel disebutkan berkali-kali dalam keadaan yang berbeda-beda karena banyaknya dosa dan kejahatan yang mereka lakukan terhadap para nabi dan orang lain.
Pembaca Al-Qur’an dengan jelas melihat bahwa Al-Qur’an telah mencatat banyak terkait akhlak, sifat, dan perilaku buruk mereka. Al-Qur’an menyebut mereka dengan kufur, munafik, egois, sombong, pengecut, pembohong, penipu, tidak taat, pengganggu, keras hati, penyimpangan karakter, tergesa-gesa dalam berbuat dosa, memakan harta orang secara tidak adil, dan keburukan-keburukan lainnya sehingga mereka pantas diusir dari rahmat Allah, diubah menjadi kera dan babi, dan mendapat kehinaan di mana saja mereka berada.
Keburukan yang dicatat Al-Qur’an terkait mereka ini telah terlihat jelas oleh umat manusia sepanjang zaman dan di berbagai tempat, bahkan hari demi hari membuat mereka semakin kuat dan melekat dengan keburukannya, sehingga menyebabkan mereka diusir dari banyak negara. Mereka diusir oleh Inggris, Hongaria, Prancis, Austria, Napoli, Milan, Spanyol, Portugal, Jerman dan lain-lainnya.
Tidak Ada Suatu Dosapun Kecuali Orang Yahudi Melakukannya
– Mereka terbiasa melanggar perjanjian dan kesepakatan. Allah SWT berfirman:
﴿أَوَكُلَّمَا عَاهَدُواْ عَهْداً نَّبَذَهُ فَرِيقٌ مِّنْهُم بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ﴾
“Patutkah (mereka ingkar kepada ayat-ayat Allah), dan setiap kali mereka mengikat janji, segolongan mereka melemparkannya? Bahkan sebagian besar dari mereka tidak beriman.” (TQS. Al-Baqarah [2] : 100).
– Mereka tidak sopan terhadap Allah; mereka berkata: Uzair anak Allah, dan berkata: tangan Allah terbelenggu, juga berkata: Allah menyuruh kita untuk berbuat keji,
﴿وَإِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً قَالُوا وَجَدْنَا عَلَيْهَا آبَاءَنَا وَاللهُ أَمَرَنَا بِهَا﴾
“Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata: ‘Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya’.” (TQS. Al-A’raf [7] : 28).
– Mereka menyatakan permusuhan terhadap Allah, para malaikat-Nya, dan para rasul-Nya, sehingga mereka membunuh nabi-nabi-Nya. Allah SWT berfirman:
﴿مَن كَانَ عَدُوّاً للهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَرُسُلِهِ وَجِبْرِيلَ وَمِيكَالَ فَإِنَّ اللهَ عَدُوٌّ لِّلْكَافِرِينَ﴾
“Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.” (TQS. Al-Baqarah [2] : 98).
– Mereka kufur dan banyak berbuat dosa, sehingga mereka layak mendapat siksa di dunia dan di akhirat. Allah SWT berfirman:
﴿ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللهِ وَيَقْتُلُونَ الْأَنبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ذلِكَ بِمَا عَصَوا وَّكَانُوا يَعْتَدُون﴾
“Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas.” (TQS. Al-Baqarah [2] : 61).
– Mereka mengingkari kebenaran dan membenci kebaikan pada orang lain karena egois dan iri hati. Allah SWT berfirman:
﴿مَّا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُواْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَلَا الْمُشْرِكِينَ أَن يُنَزَّلَ عَلَيْكُم مِّنْ خَيْرٍ مِّن رَّبِّكُم﴾
“Orang-orang kafir dari Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tiada menginginkan diturunkannya sesuatu kebaikan kepadamu dari Tuhanmu.” (TQS. Al-Baqarah [2] : 105).
Dan firman-Nya:
﴿وَدَّ كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّاراً حَسَداً مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ﴾
“Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran.” (TQS. Al-Baqarah [2] : 109).
– Mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah dan mengganggu orang-orang yang beriman agar meninggalkan agamanya, maka mereka berkata:
﴿آمِنُوا بِالَّذِي أُنزِلَ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَجْهَ النَّهَارِ وَاكْفُرُوا آخِرَهُ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ﴾
“Perlihatkanlah (seolah-olah) kamu beriman kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan siang dan ingkarilah ia pada akhirnya, supaya mereka (orang-orang mukmin) kembali (kepada kekafiran).” (TQS. Ali Imran [3] : 72).
– Mereka suka membuat muslihat dan tipu daya, agar hal yang terlarang menjadi diperbolehkan. Mereka melanggar hari Sabat, dan dengan cara batil mereka memakan riba dan uang rakyat, mereka berkata:
﴿إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا﴾
“Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (TQS. Al-Baqarah [2] : 275).
– Mereka memandang orang lain lebih rendah, dan membenarkan setiap penyerangan yang dilakukannya terhadap orang lain, maka mereka berkata:
﴿لَيْسَ عَلَيْنَا فِي الْأُمِّيِّينَ سَبِيلٌ وَيَقُولُونَ عَلَى اللهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ﴾
“Tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui.” (TQS. Ali Imran [3] : 75).
– Mereka mengabaikan Kitab Allah, mengikuti sihir (kerusakan) dan bisikan setan, memutarbalikkan perkataan dari tempat yang semestinya, dan mereka sengaja melupakan sebagian pesan yang telah diperingatkan kepada mereka. Allah SWT berfirman:
﴿مِّنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَن مَّوَاضِعِهِ وَيَقُولُونَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ وَرَاعِنَا لَيّاً بِأَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْناً فِي الدِّينِ﴾
“Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata: ‘Kami mendengar’, tetapi kami tidak mau menurutinya. Dan (mereka mengatakan pula): ‘Dengarlah’ sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan (mereka mengatakan): ‘Raa’ina’, dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama.” (TQS. An-Nisa’ [4] : 46).
Dan firman-Nya:
﴿أُولَئِكَ الَّذِينَ لَمْ يُرِدِ اللهُ أَن يُطَهِّرَ قُلُوبَهُمْ لَهُمْ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ وَلَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ﴾
“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.” (TQS. Al-Maidah [5] : 41).
– Mereka disebut sebagai pengecut dan manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), di mana kami melihat itu semua sebagai bukti kebenaran atas apa yang difirmankan Allah SWT.:
﴿وَلَتَجِدَنَّهُمْ أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَى حَيَاةٍ﴾
“Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia).” (TQS. Al-Baqarah [2] : 96).
– Mereka suka berseberangan dengan nabi-nabi mereka, mereka meminta kepada Nabi Musa as., agar mereka dibuatkan tuhan selain Allah, bahkan mereka mendurhakainya dengan menyembah anak lembu.
Salah satu dosa terbesar mereka adalah membunuh para nabi dan menghalalkan darahnya. Mereka adalah musuh setiap agama. Mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan dengan orang mukmin dan tidak pula mengindahkan perjanjian. Siapa yang membunuh Nabi Allah, Yahya as. serta memenggal kepala dan memotong kakinya secara biadab, dan siapa yang membunuh serta menyalib seseorang yang serupa dengan Al-Masih, karena mengira bahwa dia adalah Al-Masih Isa as., bahkan mereka menyombongkan diri dengan semua kebiadabannya ini. Jadi, tidak mengherankan jika mereka melakukan pembantaian besar-besaran, membunuh anak-anak, perempuan, dan orang lanjut usia, menghancurkan tempat ibadah, sekolah, dan rumah sakit dan mereka yang berada di dalamnya, menghancurkan rumah-rumah dan para penghuninya, serta menghalangi akses air dan obat-obatan bagi mereka yang sedang sakit.
Ini semua tidak lain kecuali perwujudan dari apa yang telah mendarah daging dalam jiwa mereka yang sakit dan brutal, karena inilah ciri-ciri yang melekat pada mereka.
Bukti-bukti kejahatan dan akhlak buruk mereka sepanjang sejarah adalah apa yang mereka lakukan terhadap Rasulullah saw. Mereka membuat perjanjian dengan Rasulullah saw. namun mereka mengingkari perjanjian itu, memerangi agama Allah, menipu kaum Muslim, serta berusaha menciptakan ketegangan di antara mereka, menyerang kehormatan, meracuni Rasulullah saw. untuk membunuhnya, mengkhianati perjanjian mereka, dan bersekutu dengan pihak-pihak yang ingin melenyapkan negara Islam, sehingga mereka pantas menerima hukuman yang dijatuhkan pada mereka. Sebab mereka, sebagaimana digambarkan oleh rabbi mereka, Abdullah bin Salam, bahwa mereka adalah “bangsa yang suram, tidak memiliki perjanjian, dan tidak pula perlindungan.” Dan di sini kita melihat dengan mata kepala sendiri kejahatan mereka terhadap kemanusiaan di tanah Palestina.
– Allah Swt. telah memberitahu kita bahwa mereka adalah kaum yang paling memusuhi umat Islam. Allah Swt. berfirman:
﴿لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِّلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا﴾
“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” (TQS. Al-Maidah [5] : 82).
Sumber konflik yang berkepanjangan dalam sejarah antara umat Islam dengan musuh-musuhnya adalah konflik antara keimanan dan kekafiran, yakni murni murni konflik peradaban. Allah Swt. berfirman:
﴿وَلَن تَرْضَى عَنكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ﴾
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.” (TQS. Al-Baqarah [2] : 120).
Dan juga firman-Nya:
﴿وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَن دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا﴾
“Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup.” (TQS. Al-Baqarah [2] : 217).
Dengan demikian, perang Salib yang biadab dan diselimuti kedengkian terhadap negeri-negeri Muslim, bahkan sebelumnya mereka telah melakukan inkuisisi di Andalusia (Spayol), bahwa pembantaian mengerikan yang mereka lakukan adalah bukti terbaik dari sifat asli konflik tersebut.
Mengingat peperangan mereka selalu berakhir dengan kekalahan dan kepergian yang memalukan dari negeri-negeri Muslim, maka tentara Salib Barat menyadari bahwa kekuatan umat Islam terletak pada kesatuannya di bawah sistem Khilafah, karenanya Khilafah harus dihancurkan. Mereka juga menemukan apa yang mereka cari dalam kelompok pengkhian Arab dan Turki yang telah mencapai titik imajinasi dalam pengkhianatannya, sehingga mereka dapat mencapai apa yang dianggap mustahil bagi penjajah kafir untuk diwujudkannya:
– Menghancurkan Kekhalifahan.
– Memecah belah negara menjadi negeri-negeri lemah tanpa kedaulatan atau pengambilan keputusan, dan mengangkat penguasa yang hanya mengetahui kepentingan penguasa kolonial saja.
– Inggris menjanjikan melalui Deklarasi Balfour untuk menciptakan tanah air nasional bagi orang-orang Yahudi sebagai proyek kolonial, belati tentara salib, dan kanker ganas di tubuh umat agar menjadi ujung tombak kaum kafir Barat, juga untuk mencegah tegaknya kembali Khilafah.
Kemudian hal itu juga sebagai upaya untuk menyesatkan kaum Muslim dan mengalihkan perhatian mereka dari musuh yang sebenarnya, yaitu kaum Salib kolonialis, dan mengarahkan permusuhan umat kepada musuh buatan. Untuk itu mereka menciptakan gerakan Zionis, yang merupakan gerakan politik Yahudi, yang telah muncul di Eropa Tengah dan Timur pada akhir abad ke-19, dan menyerukan orang-orang Yahudi untuk berimigrasi ke tanah Palestina, mengklaim bahwa itu adalah tanah nenek moyang mereka yang harus diambilnya kembali. Jadi, sungguh naif dan bodoh jika membedakan antara Zionisme dan Yahudi, serta membedakan antara mereka dan tentara Salib.
Apa yang kita lihat dari mobilisasi militer dan kapal perang angkatan laut besar-besaran dari semua negara tentara Salib, serta memasok uang dan senjata untuk orang-orang Yahudi, juga memberi dukungan politik, serta penyesatan media guna menutupi semua kejahatan orang-orang Yahudi, sungguh semua ini adalah bukti terbaik dari musuh sebenarnya yang bersembunyi di balik orang-orang Yahudi.
Siapa pun yang mengetahui sumber penyakitnya dan sudah mengidentifikasi penyakitnya, maka ia telah mengetahui obatnya dengan pasti. Jadi, solusinya terletak pada menghilangkan proses pengambilan keputusan dari kolonialisme, memobilisasi tentara untuk mencabut penyakit kanker ini dari akarnya melalui jihad, dan mengerahkan semua potensi umat yang sangat besar di bawah panji “Lā Ilāha Illallāh Muhammad Rasūlullāh, tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah”, agar kita kembali menjadi penguasa dunia, dan kembali menjadi umat terbaik yang diciptakan untuk umat manusia, sehingga kita dapat meraih kemuliaan di dunia dan akhirat.
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا للهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ﴾
“Hai orang-orang beriman, penuhilah seruan Allah dan Rasul jika Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu.” (TQS. Al-Anfal [8] : 24). [] Syeikh Sa’id Ridhwan Abu Imad.