Mediaumat.news – Menanggapi pernyataan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus yang menyebut negara-negara kaya tidak hanya memonopoli pasokan vaksin corona tapi juga menghalangi jalan bagi negara berkembang untuk mendapatkan akses, Pengamat Kebijakan Publik Erwin Permana menyatakan betapa jahatnya kapitalisme.
“Jelas itu bentuk kapitalisme farmasi sekaligus betapa jahat yang namanya kapitalisme itu,” ujarnya kepada Mediaumat.news, Rabu (24/2/2021).
Menurut Erwin, dikatakan sangat jahat lantaran di saat dunia sedang mengalami wabah Covid-19 yang membutuhkan obat-obatan termasuk vaksin, justru negara-negara kaya memonopolinya sehingga peredaran vaksin hanya di negara tersebut saja yakni AS, Uni Eropa dan Australia. Negara-negara lain walaupun punya uang mereka terancam tidak kebagian vaksin dalam waktu dekat dan harus bersabar padahal kematian di depan mata.
Erwin mengingatkan, AS selalu mengatakan bahwa dia adalah pemimpin dunia, tapi monopoli vaksin yang dilakukan bersama dengan negara-negara G7 itu sekaligus menjelaskan betapa mereka tidak peduli dengan penderitaan dunia, mereka bukan pemimpin yang mengurus dunia tapi menguras dan menjajah, bahkan dalam situasi pandemik.
“Memonopoli vaksin yang mereka lakukan akan berdampak kelangkaan vaksin, kalau langka berarti nanti harganya melambung, kalau harganya sudah melambung saat itulah mereka jual,” prediksinya.
Khilafah
Menurutnya, perjuangan kembali menegakkan khilafah setelah keruntuhannya seratus tahun lalu sangat relevan untuk mengakhiri kejahatan kapitalisme.
“Pastinya sangat relevan. Sebab, dengan apa penderitaan dunia saat bisa diakhiri? Berharap pada negara-negara besar? Terbukti mereka penjajah. Berharap pada pemimpin di negeri-negeri muslim? Sudah terbukti mereka hanya jongos para penjajah itu. Berharap pada pergantian pemimpin di negeri-negeri muslim? Sudah berapa dekade kita dikibulin terus oleh pemimpin dengan berbagai latar belakang, kok enggak kapok?” tanyanya retoris.
Maka, lanjut Erwin, harapan masyarakat dunia terutama masyarakat negeri-negeri Muslim hari ini hanya satu, yakni tegaknya khilafah yang akan menerapkan Islam secara kaffah dan menebar rahmat ke seluruh dunia.
“Dengan khilafah, seluruh perintah Allah dalam Al-Qur’an, atau melalui hadits Nabi SAW bisa kita jalankan secara sempurna. Tanpa Khilafah maka kaum Muslim tidak bisa menjalankan semua itu,” pungkasnya.[] Joko Prasetyo