Wawancara Eksklusif Imam dari Baitul Maqdis: Umat Wajib Tegakkan Khilafah dan Bebaskan Palestina

Usai mengisi International Khilafah Conference Kuala Lumpur (IKCKL) 2017, Sabtu (9/12) di Le Quadri Hotel, Kuala Lumpur, Imam dari Baitul Maqdis Syeikh Issam Amira pun berkenan untuk diwawancarai Tabloid Media Umat terkait permasalahan Palestina terkini. Berikut petikannya.

Presiden Amerika Donald Trump mendeklarasikan Yerusalem sebagai ibukota Israel. Menurut Syeikh apa dasarnya dia menyatakan  itu?

Alasan utamanya Amerika melakukan itu adalah untuk mengenalkan solusi akhir dari krisis Palestina. Dan harus difahami bahwa keputusan ini merupakan solusi dari Donald Trump untuk mendapatkan dukungan entitas Yahudi untuk Trump. Hal ini dikarenakan entitas Yahudi memainkan peranan penting dalam banyak hal termasuk dukungan terhadap Presiden Amerika. Kita mengetahui bahwa Amerika memainkan strategi stick and carrot (tongkat dan wortel), selama ini stick (hukuman) telah diberikan kepada misalnya Hizbullah dan Iran, dan carrot (hadiah) diberikan kepada entitas Yahudi dengan memberikan mereka Yerusalem sebagai ibukota Israel untuk selama lamanya. Tetapi ini tidak akan lama, insyaallah khilafah akan segera tegak dan Yerusalem akan kembali kepada dunia Islam.

Beberapa kepala negara dari negeri-negeri Islam mengkritik kebijakan Donald Trump ini, yang menjadi pertanyaan apakah ini cukup untuk menyelesaikan krisis Palestina?

Kita sudah terbiasa dengan kritik dan kecaman para pemimpin negeri-negeri Muslim ini apabila terjadi permasalahan di dunia Islam. Pada kenyataannya mereka tidak melakukan aksi nyata apapun untuk menyelesaikan masalah yang ada. Yang harus kita ketahui bahwa para pemimpin negeri-negeri Islam tersebut bukanlah orang-orang yang independen. Kritik yang mereka lakukan sebenarnya sejalan dengan kebijakan Amerika. Tujuannya hanyalah untuk menyalurkan kemarahan umat Islam, karena para pemimpin ini merupakan target pertama dari kemarahan umat. Oleh karena itu, mereka memalsukan kemarahan umat ini dengan kritik-kritik yang mereka lakukan, sehingga umat tidak marah kepada mereka, tetapi sedikit demi sedikit mereka kembali kepada keadaan mereka sesungguhnya. Dan apabila ada kejadian lagi,  mereka akan mengecam lagi dan lagi tanpa melakukan apa-apa.

Eropa dan Rusia sepertinya mempunyai pandangan yang berbeda dengan Trump dalam masalah ini, apakah perbedaan pandangan tersebut membantu penyelesaian masalah Palestina?

Perbedaan pandangan mereka dengan Trump tidak akan membantu penyelesaian masalah Palestina ini. Semua mereka mempunyai kepentingan terhadap yang tidak berpihak terhadap Islam dan rakyat Palestina dalam masalah Palestina ini.  Perbedaan mereka dengan Trump hanyalah mereka menginginkan negara konfederasi Israel dan Palestina, sementara Trump menginginkan solusi two states (dua negara).

Jadi apabila mereka bisa menghalangi Amerika untuk tujuan mereka, maka mereka akan melakukannya. Walaupun begitu mereka sepertinya lebih lemah daripada Amerika sehingga proposal Amerikalah yang akan berjalan. Tetapi permasalahan Palestina ini adalah permasalahan yang sangat kompleks sekali. Kehilangan Yerusalem sebagai ibukota Palestina hanya akan membuat permasalahan lebih banyak lagi, banyaknya pemukiman-pemukiman yang terpencar di West Bank [Tepi Barat] menjadikan tujuan Palestina sebagai negara sendiri secara demografis sebagai suatu yang mustahil untuk diwujudkan.

Ada seruan untuk mengakui kemerdekaan Palestina, bagaimana pendapat Syeikh tentang ini?

Sebagaimana yang saya sebut tadi menjadikan Palestina sebagai negara berdiri sendiri, kemudian permasalahan Palestina bukanlah one state atau two states, bukanlah merdeka atau tidak merdeka.

Jadi apa akar permasalahan Palestina ini sebenarnya?

Akar permasalahan Palestina yang seharusnya umat Islam pahami bahwa Palestina merupakan bumi Islam yang berada dalam penjajahan. Baik penjajahan yang awalnya dilakukan oleh Inggris untuk memasukkan entitas Yahudi ke dalamnya, atau penjajahan yang dilakukan oleh negara beridentitaskan Islam semisal Yordania, dan sekarang berada di bawah penjajahan Israel dan orang-orang Palestina, karena setiap penguasaan yang tidak sesuai dengan syariah Islam adalah penjajahan.

Lalu bagaimana menyelesaikan masalah ini secara komprehensif ?

Hanya satu solusi yaitu umat Islam wajib berjuang untuk menegakkan khilafah dan membebaskan Palestina. Umat Islam harus mempunyai kepercayaan yang dalam bahwa Palestina adalah tanah Islam bukan semata tanahnya orang-orang Palestina, harus dikembalikan kepada dunia Islam cepat atau lambat.

Bagaimana cara menghentikan dukungan Amerika terhadap Israel?

Alasan tetap bertahannya Israel bukanlah karena dukungan Amerika. Alasan utama keberadaan negara Israel adalah  kekalahan Arab dan dunia Islam, kerja sama para pemimpin dunia Islam dengan penjajah Palestina, semisal Arab Saudi dan Kuwait yang berusaha menormalisasi hubungan dengan Israel dan mengakui keberadaan entitasYahudi.  Jadi permasalahannya bukan siapa yang menyokong Israel tetapi adalah tidak adanya langkah nyata untuk mengakhiri eksistensi negara Israel. Andaikan para pemimpin negeri-negeri Islam memerintahkan militernya untuk membebaskan Palestina maka tidak akan ada permasalahan ini. Sebaliknya mereka berkolaborasi dengan penjajah dan itu yang membuat penjajahan Israel bertahan.

Pertanyaan terakhir Syeikh, Hizbut Tahrir telah menghimbau militer negeri-negeri Islam untuk membebaskan Palestina, sementara permasalahannya militer di negara negara Muslim tersebut berada tidak akan bergerak kecuali atas perintah otoritas politik. Sedangkan otoritas politik di negeri-negeri Muslim berada di bawah kuasa Amerika atau negara musuh Islam lainnya. Bagaimana tanggapan Anda?

Saya selalu punya keyakinan bahwa militer di negeri-negeri Islam siap untuk membebaskan Palestina. Permasalahannya militer baru bergerak atas perintah otoritas politik.  Sementara tingkatan politik di negeri-negeri Muslim tersebut rusak.  Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk tidak hanya mengimbau militer untuk membebaskan Palestina tetapi agar terlebih dahulu mengimbau militer untuk mengganti kepemimpinan politik yang rusak tersebut dengan kepemimpinan Islam. Apabila sudah didapatkan kepemimpinan yang benar barulah kita bergerak untuk membebaskan Palestina.  Itulah langkah yang benar agar tercapainya tujuan.[] ardi muluk/joy

SUmber: Tabloid MediaUmat Edisi 210

Share artikel ini: