Ramadhan hari ketiga bertepatan dengan tanggal 19 Mei 2018, para ulama masayikh dan masyarakat berkumpul di PP Al Anwar Mojokerto. Turut hadir di dalam acara itu, shohibul fadlilah Romo Kyai Djoko Santoso, shohibul fadlilah Romo Kyai Mashudi, Kyai shohibul fadlilah Romo kyai Suhardi Anwar dan para tokoh masyarakat.
Acara dibuka setelah shalat ashar dengan pembahasan tafsir Al Ibris oleh Romo Kyai Abdurrahman, yang menyampaikan “nikmat yang paling agung adalah nikmat Islam dan iman, tapi kenikmatan itu mempunyai konsekuensi yaitu berjuang dan taat kepada syariat Islam, salah satu ajaran Islam adalah khilafah jadi jika tidak mau taat ajaran Islam, mau mencari tempat tinggal bumi selain bumi Allah?”.
Sedangkan konsekuensi dari keimanan terhadap Al Quran, mengharuskan kita untuk berpegang teguh padanya. Selama kita memegang Al Quran dengan kuat, orang orang kafir tak mungkin bisa mengalahkan umat Islam.
Isu terorisme dan pengeboman di berbagai tempat adalah bentuk tipu muslihat kaum penjajah kepada umat Islam. Agar umat Islam takut untuk menjalankan agamanya. Tetapi makar mereka pasti terbongkar.
Selanjutnya al mukarom Kyai Heru Elyasa memaparkan “musuh-musuh Islam selalu membuat makar tapi semua makar mereka pasti gagal karena Allah adalah sebaik-baik pembuat makar. Penjajah jaman dulu sirine selalu dibunyikan supaya masyarakat takut keluar dan akhirnya para penjajah dengan leluasa menjarah harta dan hasil bumi masyarakat. Dan kegaduhan itu berulang sekarang tapi dengan cara yang berbeda untuk menakuti masyarakat dan yang pasti Islam akan dikambing hitamkan, padahal musuh-musuh Islam sedang mengambil keuntungan maka dari itu kita butuh sistem yang tepat untuk menjadi perisai umat dari musuh-musuh Islam yaitu Khilafah”.
Acara ditutup dengan doa dari Romo Kyai Mashudi dilanjutkan dengan buka puasa bersama.(RD/MJ)