Warga Balochistan Tidak Dapat Keuntungan dari Investasi Cina

Mediaumat.info – Protes massal yang terjadi di Pakistan menurut Pengamat Hubungan Internasional Hasbi Aswar, Ph.D. terjadi lantaran warga Balochistan merasa tidak mendapatkan keuntungan dari investasi Cina ke Pakistan.

“Aspirasi mereka itu sebenarnya karena warga Balochistan tidak mendapatkan kue, tidak mendapatkan keuntungan dari investasi yang jumlahnya ratusan triliun, lebih dari 50 miliar dolar yang selama ini Cina atau Tiongkok investasikan ke Pakistan,” ujarnya dalam Kabar Petang: Cina atau Negara Lain yang Berinvestasi Terlibat Genosida Etnis Baloch? di kanal YouTube Khilafah News, Sabtu (31/08/2024).

Ia juga menjelaskan, penyebab kemarahan masyarakat Balochistan karena mereka tidak mendapatkan keuntungan dari investasi yang nilainya fantastis tersebut.

“Inilah yang menjadi kemarahan dari masyarakat, investasi-investasi asing masuk tapi tidak menguntungkan bagi masyarakat Balochistan, sehingga mereka marah dan melakukan perlawanan,” terangnya.

Secara keseluruhan, katanya, sebenarnya baik yang melakukan protes non militer maupun militer mereka punya satu masalah yang sama yaitu investasi besar yang terjadi ratusan triliun atau puluhan dolar itu tidak membuat keuntungan buat mereka.

Dengan kata lain, jelas Hasbi, wilayah Balochistan hanya menjadi ajang eksploitasi. “Alasan para demonstran ini karena wilayah mereka hanya menjadi ajang eksploitasi untuk kepentingan Cina dan Pemerintah Pakistan. Sementara rakyat Balochistan miskin tidak mendapatkan apa-apa,” terangnya.

Menurutnya, sampai sekarang masyarakat Balochistan menjadi masyarakat yang paling miskin. “Masyarakat Balochistan sampai sekarang masih menjadi masyarakat yang paling miskin di Pakistan,” tukasnya.

Padahal, imbuhnya, Balochistan adalah wilayah yang memiliki kandungan bahan tambang yang sangat kaya. Ada emas, perak, tembaga, minyak dan gas. Akan tetapi itu tidak berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat di Balochistan.

“Sekitar 15 juta orang atau 60 persen bahkan ada yang menyebut 70 persen hidup di bawah garis kemiskinan. Belum lagi fasilitas pendidikan dan kesehatan yang tidak memadai,” pungkasnya. [] Nur Salamah

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

 

Share artikel ini: