Mediaumat.news – Pernyataan Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang menyatakan bahwa tidak ada negara normal yang menerapkan sistem khilafah pada Senin, (9/11/2020) dinilai pengamat sosial politik sebagai pernyataan yang rancu.
“Ini menggelitik, pengertian normal itu apa? Apakah pengertian normal itu damai sejahtera? Pada faktanya sampai hari ini tidak ada satu pun sistem politik yang mampu menciptakan kondisi yang damai dan sejahtera. Mestinya Pak Wapres memberikan pengertian definisi normal ini bagaimana. Karena rancu sekali,” ujar Pengamat Sosial Politik Iwan Januar dalam acara Kabar Malam, Senin (9/11/2020) di akun Youtube Khilafah Channel.
Menurut Iwan, kalau definisi normal artinya bisa menciptakan sistem politik yang stabil, maka di Indonesia sampai sekarang belum stabil, walau sudah mengalami berbagai pergantian sistem.
“Misalnya saja Indonesia yang sejak kemerdekaan telah menggunakan sistem demokrasi. konflik-konflik politik, sosial, lepasnya Timur Leste dari Indonesia, hingga Papua yang sekarang bergejolak, itu menandakan bahwa situasinya tidak normal dan tidak stabil,” ungkapnya.
Sedangkan dalam Islam, Iwan menuturkan bahwa pengertian normal adalah sesuai dengan ajaran Islam.
“Kalau dalam Islam, pengertian normal ya sesuai dengan ajaran Islam. Hukum sesuai syariah, kedaulatan ada di tangan syariah, kekuasaan ada di tangan rakyat, dan seorang kepala negara yang mengurus rakyat melaksanakan Syariah, itu dikatakan normal. Kalau merujuknya pada Timur Tengah, Timur Tengah itu bukan sistem yang normal. Misalnya Arab Saudi, yang berbentuk kerajaan,” bebernya.
Kemudian, Iwan juga menilai Wapres mengeluarkan pernyataan itu akibat pandangan normal yang ia sampaikan.
“Normal dalam arti kata sesuai dengan tata hukum internasional. Sejak khilafah runtuh, Barat melakukan upaya menjauhkan Islam dari umat Islam dengan dua hal. Pertama depolitisasi, menjauhkan umat dari politik Islam, dan deislamisasi, menjauhkan Islam dari umat Islam. Sehingga, umat Muslim yang lahir setelahnya tidak bisa melihat sistem khilafah seperti apa, hanya melihat sistem yang ada seperti demokrasi, republik dan lain-lain,” kata Iwan.
Kemudian mengenai anggapan apa pun sistemnya boleh yang penting menjunjung asas keadilan, Iwan juga bertanya-tanya.
“Betulkah bisa menciptakan keadilan? Faktanya sekarang bisa kita lihat terjadi ketidakadilan. Yang berkuasa bukan masyarakat, tapi oligarki,” pungkasnya.[] Billah Izzul Haq