Wapres Ajak Dekat dengan Al-Qur’an, Pengamat: Lip Service

Mediaumat.news – Ajakan Wakil Presiden untuk mendekat dan memahami Al-Qur’an secara benar pada penutupan MTQ Nasional dinilai pengamat sebagai bentuk lip service.

“Saya menduga ini lip service. Lip service untuk menutup (fakta) negeri ini lewat rezim ini sekarang semakin menjauhkan Al-Qur’an dari kontekstual kehidupan berbangsa bernegara,” ujar Aktivis ‘98 Agung Wisnuwardana dalam acara Kabar Malam, Sabtu (21/11/2020) di kanal Youtube Khilafah Channel.

Menurutnya, ini sekadar lip service agar membangun citra bahwa rezim ini dekat dengan agama, pro pada Al-Qur’an dan ingin membumikan Al-Qur’an. Padahal, kenyataannya jauh panggang dari api.

“Sebagai pernyataan ini bagus. Namun, seolah bertolak belakang, rezim saat ini itu seolah meminggirkan Al-Qur’an. Bagaimana kriminalisasi ulama, bagaimana program ekonomi, perundang-undangan itu semakin jauh dari konsep Islam. Sehingga, rezim ini mendapat cap menjauhkan masyarakat dari Islam. Kalau menjauhkan dari Islam artinya menjauhkan dari Al-Qur’an,” bebernya.

Selain Wapres, Presiden juga menyampaikan pesan agar masyarakat berakhlak mulia sesuai dengan Al-Qur’an. Namun, menurutnya Al-Qur’an tidak bisa hanya sebagai panduan moralitas personal.

“Tentunya tidak sekadar Al-Qur’an sebagai panduan moralitas personal. Tapi Al-Qur’an bisa dipakai dalam penataan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai ajakan bagus, tapi sebagai eksekusi sebagai penguasa ini patut dipertanyakan, karena saat ini beliau punya kekuasaan untuk memastikan,” ungkapnya.

Agung juga menyampaikan bahwa ketika seseorang yang berposisi sebagai eksekutif berpidato, hal tersebut bisa dimaknai dengan dua hal. Pertama, sebagai ajakan. Kedua sebagai wujud eksekusi. Dan menurutnya, pernyataan Wapres ini hanya sebatas ajakan. Namun belum dengan eksekusi.

“Cuma masalahnya, beliau ini kan eksekutif yang bertanggung jawab tentunya dan punya kekuasaan. Dengan kekuasaannya dia bisa, mendorong bahkan memastikan agar Al-Qur’an benar-benar terlaksana, bukan cuma hadir secara moralitas tapi hadir dalam sendi-sendi negeri ini, dalam semua aspek kehidupan. Tentunya sebagai eksekutif ia bisa memastikan Al-Qur’an diterapkan secara menyeluruh bukan sekadar mengajak pada moralitas,” pungkasnya.[] Billah Izzul Haq

Share artikel ini: