Walkot Bandung Kena OTT, Pengamat: Problem Utamanya Sistem Demokrasi Berbiaya Mahal

Mediaumat.id – Problem utama maraknya pejabat terkena operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terbaru seperti yang terjadi pada Wali Kota Bandung Yana Mulyana, menurut Pengamat Kebijakan Publik, Dr. M. Riyan, M.Ag. adalah sistem demokrasi yang mahal biaya.

“Kita bisa menggambarkan bahwa problem utamanya itu adalah pada sistem demokrasi yang memang mahal biaya,” tegasnya dalam Kabar Petang: Ajur! Uang Suap Untuk Plesir ke Thailand, Pejabat Kok Gini Sih? Di kanal YouTube Khilafah News, Rabu (26/4/2023).

Salah satu indikasinya, lanjut Riyan, kasus-kasus korupsi yang ditangani oleh kepolisian, rata-rata karena biaya politik yang besar.

“Artinya, demokrasi itu memiliki satu konsekuensi, di mana kontestan itu dia harus memiliki modal yang besar. Kalau dia tidak memiliki modal besar, maka dia tidak akan memiliki peluang untuk jadi,” imbuhnya.

Makanya, jelas Riyan, di situlah kemudian ada yang disebut sebagai cukong-cukong yaitu para oligarki, kapitalis, yang membiayai mereka selama proses pemilihan.

“Konsekuensinya adalah terjadinya transaksi politik. Politik yang meminta jaminan, agar ketika dia jadi, tentu harus diberikan pengembalian, dalam bentuk kebijakan, maupun berbagai proyek yang berbasis anggaran,” jelasnya.

Karena akar masalahnya pada demokrasi, maka ungkap Riyan, kasus seperti ini tidak hanya dijumpai di Bandung namun juga di kasus yang lebih luas di Indonesia dan negara-negara lain yang menganut demokrasi.

“Di Amerika sendiri, kita bisa tahu kasus Trump yang terbaru, juga menunjukkan bahwa dia kalah sekalipun pada waktu kontestasi dengan Joy Biden, tetap dia juga mengeluarkan dana yang besar,” bebernya.

Biaya tersebut, menurut Riyan, tidak ditanggung sendiri, lanjutnya, tapi dari berbagai supoter-supoternya yang tidak diragukan lagi pasti menuntut pengembalian. Ketika melihat calonnya tadi menang.

“Jadi saya kira di sini problem yang krusial. Makanya ‘orang yang baik pun ketika belum dikenal sebagai orang jahat’, begitu dia masuk, dia bisa jadi dipaksa untuk melakukan hal itu,” paparnya.

Riyan melihat sosok Yana Mulyana ini, sebelumnya tidak dikenal sebagai orang yang rekam jejaknya buruk.[] Nita Savitri

Share artikel ini: