Wajar Indonesia Walk Out Saat Pemimpin Separatis ULMWP Pidato di KTT MSG
Mediaumat.id – Menanggapi walk out (keluar)nya delegasi Indonesia ketika pemimpin kelompok separatis Persatuan Pembebasan Papua Barat (ULMWP) Benny Wenda hendak pidato di KTT Melanesian Spearhead Group (MSG), 23-24 Agustus 2023 di Port Vila, Vanuatu, Pengamat Hubungan Internasional Budi Mulyana menilai wajar.
“Walk out dalam pertemuan internasional adalah hal yang wajar untuk menunjukkan sikap suatu negara,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Rabu (30/8/2023)
Terlebih, kata Budi, bila menyangkut persoalan-persoalan prinsip sesuai dengan kepentingan nasional negara. “Terutama masalah kedaulatan,” ujarnya.
Diundangnya Benny Wenda, dan kehadiran Persatuan Gerakan Pembebasan Papua Barat atau United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) dalam KTT Melanesian Spearhead Group (MSG) di Port Vila, Vanuatu, menurutnya, tentunya berseberangan dengan kepentingan nasional Indonesia. Sehingga dengan demikian, sikap keluarnya delegasi Indonesia merupakan sikap yang dimaklumi.
Kompleks
Ia menilai, masalah separatisme Papua adalah masalah yang kompleks. Muaranya adalah pada proses integrasi. Latar belakang sejarah integrasi Papua yang bermasalah.
“Kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak mengarah kepada proses integrasi yang menyeluruh menjadikan separatisme Papua seolah tidak ada solusi. Terlebih juga berkelindan dengan kepentingan asing terhadap Papua. Mereka menjadikan Papua sebagai bom waktu yang digunakan untuk memasukkan kepentingannya dan menekan Indonesia,” ungkap Budi.
Menurutnya, ketegasan terhadap proses integrasi, berbenturan dengan nilai-nilai HAM yang diusung Barat, digunakan kepentingan Barat untuk menekan Indonesia.
“Ini adalah dosa sejarah, karena dulu, Indonesia menggunakan Barat untuk memasukkan Papua ke dalam wilayah Indonesia, sehingga ada konsekuensi politik yang kemudian ditanggung oleh Indonesia saat ini,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it