Viral Video Pendeta Saifudin Hina Islam, Siyasah Institute Ingatkan Begini
Mediaumat.id – Terkait viralnya video seorang pendeta di jagat maya yang meminta menteri agama untuk menghapus sebagian ayat Al-Qur’an, selain dinilai termasuk penistaan agama yang harus diproses hukum, juga dipandang sebagai perbuatan provokasi yang bisa memunculkan konflik antar agama.
“Seharusnya aparat segera menangkap pelaku bukan saja karena menista ajaran Islam, tetapi juga memprovokasi munculnya konflik antar umat beragama,” tutur Direktur Siyasah Institute Iwan Januar kepada Mediaumat.id, Senin (14/3/2022).
Masih dari tayangan video, Pendeta Saifudin Ibrahim ternyata juga menyebut pesantren sebagai sarang teroris. Sehingga menurut Iwan, hal itu menguatkan realita terkait semakin beraninya seseorang berbuat kurang ajar terhadap ajaran Islam.
Diketahui, pendeta dimaksud pernah ditangkap polisi pada 5 Desember 2017, atas kasus ujaran kebencian.
Ia bahkan juga pernah dijatuhi vonis empat tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Tangerang, pada 7 Mei 2018 akibat menghina Nabi Muhammad SAW.
Lantaran itu Iwan menyebut, kelakuan pendeta ini menguatkan realita kalau orang semakin berani berbuat kurang ajar terhadap ajaran Islam.
Dan hebatnya, terjadi di negeri mayoritas Muslim dengan pelaku yang justru dari kalangan non-Muslim.
Dengan kata lain, dari berulangnya kasus penistaan agama terutama terhadap Islam menjadi peringatan tersendiri bahwa di dalam sistem demokrasi, sesungguhnya agama Islam malah tak terlindungi.
“Justru semakin menjadi-jadi (ungkapan) kebencian orang terhadap ajaran Islam,” lugasnya.
Pasalnya, kata Iwan, meski ada yang masuk penjara, sebagian penista lainnya masih banyak yang tak tersentuh hukum. “Belum lagi ada sebagian Muslim yang membela sikap mereka. Jadi, semakin menjadi-jadilah kasus seperti ini,” ucapnya.
Padahal di saat bersamaan, umat sangat ingin mengetahui respons kementerian agama yang kabar keberadaannya bukan untuk agama Islam saja. “Apakah mereka punya pembelaan terhadap agama Islam?” bimbang Iwan.
Memang bukanlah tanpa alasan ia mengatakan demikian. Sebabnya, selama dua kali pergantian sosok menteri agama, justru yang tampak, berkali-kali pula dimunculkan kebijakan yang malah menyudutkan Islam dan kaum Muslim. “Soal cadar, isbal, jenggot, lalu soal azan, dan lain sebagainya,” pungkasnya.[] Zainul Krian