Veteran Tentara Israel Stres lalu Bakar Diri, Begini Kata Psikolog

Mediaumat.news- Mantan tentara Israel bernama Itzik Saidian (26) yang menderita stres dan trauma pasca perang Gaza 2014 dengan membakar dirinya sendiri hingga menderita luka parah pada April 2021, dinilai Psikolog Zulia Ilmawati, S.Psi. (dulunya) sebagai seorang tentara yang takut mati. “Tentara Israel adalah tentara yang takut akan kematian,” ujarnya kepada Mediaumat.news, Ahad (18/4/2021).

Situasi peperangan yang sangat mencekam, menurutnya, sangat mungkin menimbulkan trauma. Karena taruhannya memang nyawa. Sehingga ia menyebut, post-traumatic stress disorder (PTSD) atau gangguan stres pascatrauma adalah sindrom yang sering mengintai para tentara pasca pulang perang.

Lain halnya dengan tentara kaum Muslimin. Yang menurut Zulia, mereka telah memiliki ruh jihad yang secara fitrah ingin kematiannya dalam keadaan baik (syahid). “Bahkan mati saat jihad itu, sebagian menjadi cita-citanya,” tegasnya.

Bukan Kasus Pertama

Veteran perang bunuh diri seperti itu, menurutnya bukanlah kasus pertama. Ketika perang di Afghanistan antara Inggris dan Taliban berkecamuk, hal sama juga terjadi. “Persentase tentara dan veteran Inggris yang melakukan bunuh diri sepanjang 2012 ternyata lebih tinggi jika dibandingkan dengan banyaknya tentara yang tewas saat berperang melawan Taliban,” ungkapnya.

Zulia menjelaskan, mayoritas dari mereka menjadi sangat agresif dan tidak bisa mengendalikan emosinya. “Seolah-olah kebiasaan di medan perang masih terbawa di kehidupannya,” imbuhnya.

Tak Mudah dan Mahal

Dari segi penyembuhan, ia mengatakan tidak mudah. Selain terapi, juga memerlukan dukungan dari orang-orang terdekatnya. Bahkan menurutnya, keluarga serta masyarakat di sekitarnya juga perlu mendapat sedikit pengarahan untuk mendukung rehabilitasnya.

Sedangkan dari sisi anggaran dana militer, ia mencontohkan, untuk keperluan obat-obatan psikiatri ketika perang di Afghanistan saja, telah menyentuh angka 280 juta dolar AS pada 2010. “Dua kali lipat dibanding anggaran dana di tahun 2001,” pungkasnya.[] Zainul Krian

Share artikel ini: