Mediaumat.news – Rencana pemerintah melakukan utang luar negeri hingga Rp1,7 kuadriliun (Rp1700 triliun) untuk pembiayaan pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista), dinilai Pengamat Pendidikan Politik Islam dan Militer Dr. Riyan, M.Ag. Indonesia sudah masuk debt trap.
“Kita sudah masuk dalam debt trap (jebakan utang) yang berbasiskan bunga atau riba yang jelas diharamkan Islam. Yang saat ini sudah mencapai lebih dari Rp6.169 triliun pada April 2021,” ujarnya kepada Mediaumat.news, Ahad (30/5/2021).
Menurutnya, utang tersebut akan membebani APBN dan makin membuat Indonesia bergantung pada asing terkait pengadaan alutsista. Lebih jauh tambahnya, utang riba juga mampu menghilangkan keberkahan dunia dan akhirat.
Meski demikian, peningkatan kekuatan militer sebuah negara ia anggap penting, seiring keberadaan ancaman laten dan aktual. “Masalahnya, sumber pendanaannya adalah utang asing yang bisa dipastikan tidak ada yang gratis,” jelasnya.
Hentikan
Untuk itu, Riyan menawarkan beberapa solusi. Di antaranya, mengganti skema utang berbasis riba/bunga dengan pembiayaan dengan syariah Islam tanpa riba. Kemudian menghentikan perampokan harta kepemilikan umum semisal, pertambangan emas oleh swasta dan asing serta menghentikan penerapan sistem sekularisme-kapitalisme.
Terakhir, selain peningkatan alutsista yang dilakukan dengan basis syariah Islam, lanjut Riyan, harus sejalan dengan kebijakan politik luar negeri berupa dakwah dan jihad. “Tentu saja hal ini harus didukung kemandirian ekonomi syariah,” pungkasnya.[] Zainul Krian