Utang Meningkat Lagi, Pengamat: Tidak Ada Kemauan Rezim untuk Bebas dari Utang

Mediaumat.news – Kembali meningkatnya utang luar negeri Indonesia yang naik 2,6 persen menjadi US$420,7 miliar atau sekitar Rp6.016,01 triliun (kurs Rp14.300 per dolar AS) pada Januari 2021, menurut Pengamat Ekonomi Arim Nasim rezim ini tidak ada kemauan untuk bebas dari utang.
“Banyak cara untuk mendapatkan dana APBN selain utang, yang tidak ada itu kemauan untuk bebas dari utang. Karena berutang bagi rezim banyak yang mereka dapatkan akibat kebocoran dalam penggunaan utang untuk kepentingan pribadi dan kelompok salah satu bentuknya adalah korupsi yang makin parah,” ujarnya kepada Mediaumat.news, Selasa (16/3/2021).
Jika mau, sebenarnya ada banyak cara untuk mendapatkan dana APBN selain dari utang. Arim menyebut tiga di antaranya. Pertama, pemerintah bisa mendapatkan dana dengan jalan mengambil alih harta-harta milik umum dalam berbagai jenis SDA baik tambang, maupun SDA lainnya yang sekarang dikelola oleh swasta.
Kedua, memaksa dana milik para kapitalis yang disimpan di luar negeri untuk disimpan di dalam negeri. “Kan Jokowi pernah ngomong ada dana 11.000 triliun yang di parkir di luar negeri,” ucapnya.
Ketiga, dengan jalan penghematan penggunaan anggaran. Sehingga tidak perlu utang untuk membangun infrastruktur yang tidak urgen dan hanya menguntungkan para kapitalis.
Bahaya Utang
Arim mengatakan, bahaya dari utang akan membebani APBN dengan bunganya yang sangat tinggi. Tahun ini aja hampir 375 triliun dana APBN digunakan untuk membayar bunganya saja, bukan pokoknya. Bahaya lainnya, kata Arim, utang itu dijadikan alat untuk menjajah ekonomi dan politik sesuai dengan kepentingan para kapitalis.
Arim mengingatkan, utang dengan bunga adalah termasuk riba. Dan dosa terendah dari riba itu seperti seseorang berzina dengan ibu kandungnya sendiri, dalam hadits lain satu dirham atau sekitar Rp75 ribu dari riba dosanya sama dengan berzina dengan 36 pelacur.
Lebih dari itu, beber Arim, ancaman dari Allah SWT bukan hanya di akhirat, tapi di dunia pun riba ini sumber datangnya azab Allah SWT. Ia mengutip sabda Rasulullah SAW dalam hadits riwayat Hakim, yang artinya, “Apabila zina dan riba telah merajalela dalam suatu negeri, maka sesungguhnya mereka telah menghalalkan azab Allah diturunkan kepadanya.”
Terakhir, ia berpesan, untuk mengelola APBN dan SDA dengan sistem ekonomi Islam agar negeri yang kaya sumber daya alam ini tidak terjebak ke dalam utang lagi.[] Agung Sumartono