Usul: Bagaimana Kalo Kontrak Freeport Segera Diakhiri Total, Setuju?

 Usul: Bagaimana Kalo Kontrak Freeport Segera Diakhiri Total, Setuju?

An aerial view of a giant mine run by U.S. firm Freeport-McMoran Cooper & Gold Inc., at the Grassberg mining operation, in Indonesia’s Papua province in this July 2005 file photo. REUTERS/Stringer/Files

Oleh: Yuli Sarwanto (Direktur FAKTA)

Sejarah Freeport di Indonesia dimulai setelah Pemerintah Orde Baru berkuasa. Tahun 1967, Kontrak Karya dengan Freeport Indonesia Inc. ditandatangani dan berlaku selama 30 tahun sejak mulai beroperasi tahun 1973.

Tahun 1988 Freeport menemukan cadangan Grasberg. Investasi yang besar dan risiko tinggi, memerlukan jaminan investasi jangka panjang, sehingga tahun 1991 dibuat Kontrak Karya II (kali ini sudah bernama PT Freeport Indonesia) dan berlaku 30 tahun dengan periode produksi akan berakhir pada tahun 2021, serta kemungkinan perpanjangan 2×10 tahun (sampai tahun 2041).

Sebagian pihak mendorong Pemerintah agar Kontrak Karya itu stop sampai di sini. Inilah kesempatan untuk mengelola sendiri. So…

Untuk memutus Kontrak Karya ini relatif mudah. Namun, tentu kita harus siapkan agar segala dampak buruknya tidak terjadi. Yang dibutuhkan ada tiga: (1) sistem pengelolaan yang adil – dan itu tersedia dalam syariat Islam, tinggal memerlukan tangan-tangan para mujtahid untuk mendetilkan; (2) para penguasa yang berani menantang segenap ancaman; (3) para teknolog yang siap mengambil-alih operasional perusahaan, termasuk mengembangkan teknologi yang perlu bila sewaktu-waktu Indonesia diembargo secara teknologi.

Tentu perlu ada evaluasi atau audit atas seluruh aset PTFI yang diklaim sudah berinvestasi ratusan miliar US$. Apakah investasi itu akan diganti oleh Pemerintah RI, tentu harus dipikirkan.

Yang pasti, kita wajib yakin bahwa Islam punya solusinya yang menyeluruh untuk pembangunan Papua.

Solusi atas persoalan kelanjutan tambang Freeport seharusnya satu paket dengan penerapan syariah Islam. Syariah Islam akan menyiapkan perangkat hukum yang lebih adil, juga budaya masyarakat yang lebih maju, yang pada akhirnya akan melahirkan para teknolog yang lebih inovatif, juga para pemimpin yang pandai dan jujur serta berani menantang segenap ancaman dan tekanan dari para penjajah.[]

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *