Ustaz MIY: Tidak Perlu Pluralisme untuk Menciptakan Kerukunan Umat Beragama

Mediaumat.news – Cendekiawan Muslim Ustaz Muhammad Ismail Yusanto (MIY) mengatakan tidak perlu ada pluralisme agama untuk menciptakan kerukunan antar umat beragama.

“Jadi, tidak perlu ada pluralisme agama untuk menciptakan kerukunan antar umat beragama,” ujarnya dalam acara Live Fokus: Natal dan Pluralisme Agama? Ahad (20/12/2020) di kanal YouTube Fokus Khilafah Channel.

Menurut Ustaz MIY, pluralitas suatu hal yang wajar, yaitu sunattullah yang kita terima sebagai suatu kenyataan. Tapi berbeda dengan pluralisme karena ini adalah paham yang pada intinya mengatakan bahwa semua agama itu sama benarnya. Kalau ada yang berbeda itu hanya aspek kulit luarnya saja, aspek dalamnya sama yaitu pengakuan dan penyembahan kepada Tuhan. Oleh karena itu dalam pluralisme tidak boleh ada klaim kebenaran, bahwa hanya agamanyalah yang paling benar yang lain salah.

Ia menyebut dipandang secara Islam paham pluralisme ini memiliki kesalahan besar. Karena menurut akidah Islam hanya Islam saja yang benar yang lain salah, jelas sekali Allah mengatakan agama di sisi Allah itu hanya Islam dan Islamlah yang diridahi Allah SWT sebagaimana dalam Al-Qur’an. “Dan kita harus meyakini Islamlah yang benar yang lain salah,” tegasnya.

Ustaz MIY menilai, larangan klaim kebenaran suatu agama di dalam paham pluralisme realitanya juga tidak ada, kalaupun ada itu hanya minoritas. Bahkan agama Nasrani juga menolak paham pluralisme agama ini. Sebagaimana dalam Dekrit Vatikan 2001 yang ditulis oleh Franz Magnis Seseno.

“Jadi penolakan tidak boleh ada klaim kebenaran dan keselamatan dalam agama itu tidak sesuai dengan fakta di agama masing-masing,” bebernya.

Ustaz MIY memandang, klaim kebenaran dan keselamatan dalam agama harus punya dasar. Kalau muslim dasarnya adalah dalil naqli dan dalil aqli. Dalil naqli itu aturan Al-Qur’an dan Hadits, yang juga dibenarkan oleh akal bahwa Al-Qur’an itu kalamullah. Jadi di situ arena pembuktiannya, apakah betul kitab-kitab mereka itu firman Allah.

Ustaz MIY juga berpendapat kohesi sosial atau kerukunan itu sebenarnya topik lain, hanya soal hubungan antar agama yang sangat ditentukan oleh tatanan yang menaungi masyarakat tersebut. Aturannya seperti apa? Kalau aturannya baik maka kohesi sosial itu juga baik, tapi kalau tidak maka akan terjadi friksi sosial.

Terakhir ia mengingatkan fakta sejarah membuktikan Islamlah yang bisa menata kehidupan majemuk itu. “Hanya dalam sistem Islam kerukunan itu bisa terwujud,” pungkasnya.[] Agung Sumartono

Share artikel ini: