Ustaz MIY: Indonesia Terancam Kapitalisme, Liberalisme dan Komunisme

Mediaumat.news – Ustaz Muhammad Ismail Yusanto (MIY) mengungkapkan bahwa ancaman negeri ini adalah kapitalisme, liberalisme dan komunisme.

“Justru, negeri ini sekarang terancam kapitalisme, liberalisme dan bahkan juga komunisme. Dan siapa yang bakal menyelamatkan? Ya, Islam!” ungkapnya dalam acara Fokus: Ancaman Negeri Ini; Kapitalisme, Komunisme atau Islam? Ahad (04/10/2020) di kanal Youtube Fokus Khilafah Channel.

Menurutnya, Islam yang menyelamatkan ini akan dianggap sebagai ancaman buat mereka yang menghendaki negara ini meluncur ke arah mereka. “Siapa saja yang menghambat peluncuran itu dianggap sebagai ancaman. Itulah yang terjadi sekarang,” ujarnya.

Ismail menjelaskan bahwa Islam sekarang ini menjadi wajah tertuduh dari dua sisi. “Pertama kapitalisme menuduh Islam. Kemudian, komunisme juga menuduh Islam. Jadi, Islam sekarang ini secara riil yang ditekuk. Sebelum upcoming, ditekuk duluan,” terangnya.

Gardan Ganda

Menurut Ismail, bahaya komunisme saat ini lebih besar karena mempunyai kekuatan ganda. “Saya mengatakan bahwa bahaya partai komunis sekarang itu lebih besar karena dia mempunyai kekuatan double gardan kalau pakai istilah mobil,” ujarnya.

Ismail berpendapat bahwa di satu sisi dia itu komunis tapi di sisi lain dia itu borjuis. Jadi, komunisme sekarang ini bukanlah komunisme proletar tapi sudah komunis borjuis. Yang ini memberikan daya tarik luar biasa kepada siapa pun karena mereka menawarkan sesuatu yang diperlukan juga oleh orang-orang sekarang ini.

“Sebagaimana tampak yang terjadi dewasa ini di negeri kita. Dia datang dengan proyek kereta cepat, dia datang dengan mega proyek pabrik lithium di Morowali I dan sebagainya. Dia menawarkan pendanaan, menawarkan financing. Tidak lagi seperti dulu. Saat ini kekuatannya menjadi berlipat. Ini yang saya katakan sebagai double gardan,” terangnya.

Menurutnya, saat ini ideologi komunisme diejawantahkan di dalam kerangka politik di Indonesia itu menjadi sekularisme radikal. Kalau di masa lalu itu kebencian terhadap agama itu tampak secara ekspresif di dalam sebuah tindakan-tindakan fisikal. Hari ini mungkin itu belum sampai, tetapi sudah melakukan upaya-upaya penyingkiran terhadap ajaran-ajaran Islam yang dianggap dia akan mengganggu tujuan politik mereka.

“Karena itulah kita melihat sekarang ini, mereka sangat waspada terhadap Islam politik apalagi Islam ideologi. Itu sebenarnya tanda-tanda menuju ke sana. Dan ini bisa dengan mudah dicapai dengan double gardan tadi itu,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it

Share artikel ini: