Ustadz Ismail Yusanto: “Islam Berperan Sangat Sentral dalam Perjuangan Kemerdekaan”

 Ustadz Ismail Yusanto: “Islam Berperan Sangat Sentral dalam Perjuangan Kemerdekaan”

Mediaumat.news – Posisi umat Islam dalam perjuangan kemerdekaan jelas sekali. “Sangat sentral. Bisa dibilang pejuang kemerdekaan itu ialah umat Islam. Dulu ada Pangeran Diponegoro, ada Imam Bonjol, ada Teuku Umar, ada Cut Nyak Dien, bahkan pergerakan nasional politik melawan Belanda itu sebetulnya dilakukan oleh tokoh Islam, namanya HOS Tjokroaminoto. Jadi salah besar besar kalau orang menyebut kesadaran pergerakan nasional itu dilakukan oleh Budi Oetomo,” ujar Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Muhammad Ismail Yusanto kepada mediaumat.news, Kamis (17/8/2017).

Menurut Ismail hal itu bisa terjadi karena memang dalam ajaran Islam terdapat penolakan yang sangat jelas mengenai penjajahan. Maka perjuangan melawan Belanda itu ada dimensi agama juga.  Apalagi penjajah Belanda dulu membawa semangat misionasi dalam nama gold, glory dan gospel itu. Gold, mereka itu ingin mendapatkan kekayaan alam negeri ini, saat itu rempah-rempah. Glory, kejayaan kekuasaan politik. Gospel, kitab suci, misionasi ajaran Kristen.

“3G nampak sekali dalam penjajahan Belanda saat itu,” simpulnya.

Nah, sekarang negeri Indonesia merdeka dari penjajahan secara langsung, iya. Merdeka dari penjajahan fisik, iya. Merdeka dari penjajahan militer, iya. “Tetapi kita musti melihat penjajahan dalam bentuk lain masih terjadi. Penjajahan tidak langsung, penjajahan non militer, dari segi ekonomi, politik, budaya, dll,” bebernya.

Penjajahan ekonomi misalnya, melalui pemberian utang. Ketika ekonomi sudah dipegang maka politik juga akan dipegang.  “Jadi kita tidak bisa sepenuhnya mengatur negara ini sesuai kehendak kita karena ada ketergantungan terhadap pemberi pinjaman,” ungkapnya.

Karena itulah, menurut Ismail, umat Islam sekarang perlu memperjuangkan kemerdekaan yang kedua, kemerdekaan yang hakiki.

“Dalam pandangan Islam, kemerdekaan yang hakiki itu membebaskan manusia dari penghambaan terhadap manusia menuju penghambaan terhadap Tuhannya manusia,” pungkasnya.[] Joko Prasetyo

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *