Mediaumat.news – Muslim Rohingya kembali dibantai namun dunia seolah diam karena tak ada aksi nyata untuk menghentikan kebiadaban tentara dan para biksu Budha Myanmar. “Permasalahan suku Rohingya itu bukan bencana alam yang bisa hilang hanya dengan bantuan dana dan doa, walau itu tetap harus kita lakukan secara maksimal,” ujar Ustadz Felix Siauw dalam akun facebooknya, Felix Yanwar (Felix Siauw), Sabtu (2/8/2017).
Masalah di sana adalah pembantaian, tidak diakui sebagai warga negara sebab beda etnis dan beda agama, mereka lalu diperlakukan seperti bukan manusia. “Karena masalahnya adalah masalah fisik, karena itu solusinya pula harus fisik, penghentian pembantaian itu. Pertanyaannya, siapa sekarang yang mampu melakukan?” tanyanya.
Felix menyebutkan, PBB terbukti gagal, sebab masalah ini sejak lama. ASEAN tidak berkutik, Indonesia hanya sekedar menyesalkan. Dunia juga hanya bisa mengecam tanpa aksi nyata.
Menurutnya, penyelesaian itu hanya bisa dilakukan oleh sebuah kekuatan yang setara dengan negara juga, sebab pembantaian suku Rohingya dilakukan pula oleh negara. “Negara mana yang peduli pada mereka? Tentu negara yang menjadikan ukhuwah sebagai pengikatnya, karenanya bisa melebihi sekat etnis dan sekat nasionalisme,” ungkapnya.
Felix menegaskan di sini urgennya Khilafah Islam, yakni pemerintahan atas dasar Al-Quran dan As-Sunnah, yang membela kaum Muslim di manapun berada, walau terpisah jarak. Sebagaimana dulu di masa Umar, urusan mesir adalah urusan Khalifah, urusan Yaman juga urusan Khalifah, urusan Suriah dan Mekkah juga urusannya Khalifah.
“Begitu syahadat sudah diucap, maka kaum Muslim adalah saudaranya, dan Khalifah adalah pelindungnya. Begitulah konsep yang diajarkan oleh Nabi kita,” bebernya.
Sebab umat Muslim itu satu tubuh, ketika yang satu tersakiti, maka seluruh badan merasakan pedihnya. Dan akan berbuat sesuatu agar bagian itu tak sakit lagi. “Sekarang kemanakah kita berharap selain pada Khilafah? Ide yang kini justru dikriminalisasi dan dimonsterisasi? Padahal sekarang kita bisa melihat pentingnya,” tanyanya retoris.
Ia juga mengingatkan siapa saja boleh setuju atau tidak setuju, wacana Khilafah bisa didebatkan secara ilmiah, tapi secara fakta, dulu kaum Muslim dilindungi Khalifah, yang saat ini tidak terlindung.[] Joko Prasetyo