Secara bombastis media mengangkat headline J0K0W1 CINTA ULAMA mengiringi rencana pembebasan Ustadz Abu Bakar Baasyir yang disosialisasikan Prof. Yusril Ihza Mahendra yang belakangan menjadi pengacara Capres Paslon 01. Ironisnya, belum 48 jam TKN dan para loyalis bersorak-sorai, Menkopolhukam sendiri grusa-grusu mengkoreksi kegrusa-grusuan Presiden dan ujung-ujungnya dipastikan pembebasan Ust Abu Bakar Baasyir dibatalkan.
Parahnya, alih-alih bertanggungjawab sudah menghebohkan dan mengecewakan ummat, justru yang disalahkan dalam kasus ini adalah kesetiaan Ust Abu pada Islam, seraya dikontradiktifkan dengan kesetiaan pada negara yang secara definitif jelas ini merupakan bentuk radikalisme yang baru. Hal ini berbeda dengan analisis pakar yang menangkap bahwa pembatalan pembebasan Ust Abu ini adalah bentuk kelemahan kepemimpinan hingga mempertanyakan, “siapa yang sebenarnya berkuasa di negeri ini?”. Yang jelas, publik sekarang tahu skenario pencitraan rezim yang ingin menunjukkan membela kemanusiaan dan kecintaan pada ulama menjadi gagal total.
Simak penjelasan rinci mengapa Ustadz Abu Bakar Ba’asyir Layak Bebas oleh Jubir Hizbut Tahrir Indonesia, Ust Ismail Yusanto