Mediaumat.id – Koordinator Forum Komunikasi Ulama (FKU) Aswaja Tapal Kuda Probolinggo Ustaz Ismail mengemukakan urgensi dan peran para ulama adalah menyadarkan umat akan bahaya dari ideologi kufur komunisme dan kapitalisme.
“Di snilah urgensi dan peran para ulama sebagai pewaris Nabi, untuk menyadarkan umat betapa bahayanya kedua ideologi kufur itu yaitu komunisme dan kapitalisme,” ujarnya dalam acara Multaqa Ulama Aswaja Tapal Kuda Probolinggo: Mengingat Tragedi G30S/PKI, Bahaya Mafsadat Dan Mudharat Ideologi Ciptaan Manusia, Pembelajaran dari Pemberontakan PKI, Saatnya Kembali kepada Islam Kaffah, Jumat (30/9/2022) di kanal YouTube Rumah Inspirasi Perubahan.
“Sekaligus mampu menyuguhkan solusi fundamental ideologi Islam sebagai satu-satunya solusi yang mampu mengobati berbagai krisis multidimensi yang terjadi di negeri ini,” imbuhnya.
Karena, menurutnya, tragedi pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1965 dengan melakukan kudeta menculik dan membunuh 7 perwira tinggi TNI menjadi bukti dan trauma jejak sejarah berdarah komunisme di tanah air.
“Peristiwa yang terjadi pada tahun itu hanyalah rangkaian dari gerakan makar kelompok komunis di tanah air. Secara bertahap para pengikut komunis/PKI melakukan berbagai intimidasi, pelecehan agama bahkan kekerasan dan pembunuhan yang menentang ideologi komunisme, terutama yang berasal dari umat Muslim,” tuturnya.
Ia pun melanjutkan, kaum Muslim harus tetap mewaspadai penyebaran ideologi komunisme ini, walaupun memang telah dibubarkan dan dinyatakan sebagai partai terlarang dalam TAP MPRS Nomor XXV/MPRS/1966, pasalnya sebuah ideologi tidaklah punah dari muka bumi selama masih ada penganutnya.
“Namun suatu hal yang patut diwaspadai adalah metamorfosa komunisme yang diemban para aktivis PKI sampai hari ini. Tentu mereka sudah tidak lagi memakai “kendaraan politik” mengatasnamakan Partai Komunis Indonesia (PKI),” ungkapnya.
“Mereka terus berupaya dengan berbagai cara dan sarana mengeksiskan dirinya menjelma dalam bentuk apa pun, sasaran yang rasional dan operasional tentu adalah kekuasaan dan produk legislasi, karena tanpa kekuasaan ideologi apa pun akan kehilangan pengaruhnya,” lanjutnya.
Begitu juga dengan ideologi kapitalisme, katanya, karut marut kondisi bangsa Indonesia saat ini disebabkan tatanan kehidupan kapitalistik liberal yang memunculkan banyak persoalan seperti terbongkarnya kasus pembunuhan kasus Brigadir Josua, kebijakan kenaikan BBM, operasi tangkap tangan Hakim Agung Sudrajad Dimyati.
“Semua deretan persoalan tersebut makin menambah ketidakpercayaan publik terhadap berbagai pengaturan tata kelola yang ada di negeri ini,” ujarnya.
Oleh karena itu, pengasuh MT Ma’ani Qur’an Probolinggo ini menyerukan kepada para ulama yang notabene menjadi salah satu komponen umat yang memiliki makanah di garda terdepan dalam perjuangan mewujudkan kehidupan Islam untuk kembali kepada Islam kaffah.
“Hanya kepada Islamlah harapan satu-satunya umat ini mulia, sebagaimana pernah disampaikan oleh Umar bin Khaththab ra, “Kita adalah kaum yang telah dimuliakan Allâh dengan Islam, sehingga kapan saja kita mencari kemuliaan dengan selain agama Allâh, maka Allâh menghinakan kita” (HR al-Thabari dalam tafsirnya 13/47),” tutupnya. [] Lukman Indra Bayu