Upaya AS Halangi Peran China
Mediaumat.news – Pengamat Politik Internasional Umar Syarifuddin memandang, dukungan Amerika Serikat (AS) melalui Menteri Pertahanan Lloyd Austin terhadap program ‘pencegahan terintegrasi’ yang dibahas bersama sekutu-sekutunya di Singapura (27/7) sebagai upaya menurunkan kemampuan China dalam peran yang lebih besar di sekitar kawasan dan global.
“Yang dilakukan Amerika Serikat saat ini adalah menurunkan kemampuan China dalam memainkan peran lebih besar di dalam urusan-urusan sekitar kawasan dan global,” ujarnya kepada Mediaumat.news, Jumat (29/07/2021).
China, yang kini mengalami perkembangan cepat dalam hal kemajuan kekuatan militer serta ambisinya menjadi adidaya, menurut Umar telah memicu alarm peringatan bagi AS. Bahkan dengan memanfaatkan kekuatan angkatan bersenjata, China, menurutnya juga telah unjuk kekuatan di Asia Tenggara dan Timur.
Sehingga, hal itu menjadikan AS memanfaatkan sekutu-sekutunya di sekitar wilayah China untuk bersiaga dan mematahkan semangat China. “Amerika juga berusaha agar pemerintahan China terus disibukkan oleh berbagai persoalan dalam negeri dan luar negeri yang terjadi di sekitar China,” tambahnya.
Indonesia Harus Mandiri
Betapapun upaya AS atau China menarik ke sisi masing-masing di antara keduanya, ia berharap Indonesia tidak berdiri di sisi keduanya. Sebab hal demikian tidak akan memberi manfaat bagi Indonesia. “Indonesia yang merupakan negeri kaum Muslim terbesar di dunia harus menjadi kekuatan yang mandiri, memiliki kehendak yang independen, dan Indonesia memiliki potensi untuk itu,” ungkapnya.
Namun, dikarenakan posisinya yang lemah atau bahkan hanya menjadi obyek di tengah ketegangan AS-China, kata Umar, dunia Muslim di Asia Tenggara termasuk Indonesia tidak mungkin menjadi negara kuat dan mandiri jika tidak bersandar pada umatnya dalam hal akidah dan sistemnya, yakni akidah Islam dan sistem yang terpancar darinya.
“Indonesia harus menjadi sebuah negara yang bangkit, yang berjalan menurut manhaj kenabian. Sebab, kemuliaan bukanlah di sisi Amerika atau China. Kemuliaan itu hanya ada di tangan Allah SWT,” tandasnya, sembari mengutip QS. Al-Munafiqun ayat 8 yang artinya: ‘Kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi rasul-Nya dan bagi orang-orang Mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.’
Sedangkan untuk membangun kekuatan politik global, tutur Umar, ada empat cara yang harus dilakukan kaum Muslim. Pertama, bersatu dan bangkit secara ideologis serta menyebarluaskan Islam sebagai rahmat kepada umat manusia.
Kedua, mempersiapkan kekuatan secara maksimal untuk menggentarkan musuh-musuh. “Musuh tidak akan takut menyerang kaum Muslim, kecuali jika kaum Muslim memiliki senjata yang lebih kuat, atau paling tidak sama dengan senjata yang mereka miliki.,” jelasnya.
Ketiga, tidak menandatangani perjanjian yang merugikan dan membuka jalan penjajahan. Keempat, mengakhiri hegemoni Barat, termasuk eksploitasi, pendudukan dan penghancuran dilakukan oleh rezim ateis China maupun rezim AS dan sekutunya, serta senantiasa bergantung pada kekuatan dan sumber daya sendiri.
“Umat Islam harus bergantung pada kekuatan dan sumber daya sendiri dan membebaskan semua wilayah Muslim yang diduduki termasuk wilayah Islam, Xinjiang. Dan harus memaksa China untuk menghentikan penganiayaan yang dilakukannya kepada umat Islam,” pungkasnya. []Zainul Krian