Soal:
Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuhu.
Semoga Allah memberi semua orang taufik kepada apa yang di dalamnya ada kebaikan untuk Islam dan kaum Muslim.
Pertanyaan: Allah SWT berfirman:
﴿إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ﴾
“Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (TQS Muhammad [47]: 7).
Apakah seruan tersebut diarahkan kepada umat saja yakni ketika Islam diterapkan di tengah umat maka Allah menolong umat? Dengan ungkapan lain, ketika diberikan pertolongan kepada suatu kelompok yang berjuang untuk melanjutkan kehidupan Islami dan khalifah mulai menerapkan Islam maka mulailah pertolongan Allah?
Ataukah seruan di dalam ayat tersebut juga berlaku terhadap kelompok yang berjuang untuk melanjutkan kehidupan islami dan Allah menolongnya yaitu dengan bentuk ahlu nushrah menjawab kelompok tersebut sebagaimana yang disebutkan oleh sirah bahwa Allah SWT ketika Allah ingin menolong hamba-Nya, Muhammad saw, Allah memperjalankan suatu kelompok dari Aws dan Khazraj?
[Mohamed Ali Bouazizi]
Jawab:
Wa’alaikumussalam wa rahmatullah wa barakatuhu.
Ayat yang mulia tersebut adalah:
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ * وَالَّذِينَ كَفَرُوا فَتَعْساً لَهُمْ وَأَضَلَّ أَعْمَالَهُمْ * ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ﴾
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. Dan orang-orang yang kafir, maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menyesatkan amal-amal mereka. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (al-Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka” (TQS Muhammad [47]: 7-9).
Seruan tersebut bersifat umum “alladzîna âmanû”. Jadi seruan itu untuk kaum mukmin dan bukan hanya untuk orang-orang yang berperang, artinya itu mencakup perang dan selain perang dan berlaku pada pasukan di medang perang, dan demikian juga terhadap partai yang mengemban dakwah. Ayat ini tidak menyatakan tentang perang, semisal ayat:
﴿وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّى لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ لِلَّهِ فَإِنِ انْتَهَوْا فَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِينَ
“Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim” (TQS al-Baqarah [2]: 193).
﴿قَاتِلُوهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللَّهُ بِأَيْدِيكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُورَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ﴾
“Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan” (TQS al-Anfal [8]: 39).
Jadi seruan di dalam ayat yang mulia tersebut yang ditanyakan bukan merupakan pernyataan mengenai perang sehingga tidak mencakup yang lain, tetapi itu semisal firman Allah SWT:
﴿إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ﴾
“Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat)” (TQS Ghafir [40]: 51).
Jadi Allah SWT tidak hanya menolong rasu-rasul-Nya saja. Tetapi juga “﴿وَالَّذِينَ آمَنُوا﴾ -dan orang-orang yang beriman-“, dan bukan hanya “﴿وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ﴾ -pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat)-“, yakni di akhirat saja dengan keridhaan Allah dan surga al-Firdaus. Tetapi juga “﴿فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا﴾ –di kehidupan dunia-“ dengan kemuliaan dan peneguhan kekuasaan (at-tamkîn) …
Kadang dikatakan, kata an-nashru wa tatsbît al-aqdâm -pertolongan dan peneguhan kedudukan- memberi pengertian kemenangan di dalam perang dan ini benar. Tetapi, demikian juga tidak menafikan kemenangan pengemban dakwah dengan terealisirnya tujuan pengemban dakwah itu, artinya kemenangan di situ di dunia dan akhirat sebagaimana yang telah kami jelaskan di atas dikarenakan keumuman seruan tersebut. Semua itu adalah pertolongan, yakni itu adalah kemenangan. Sebagaimana bahwa peneguhan kedudukan itu mungkin berupa peneguhan di atas kebenaran sebagaimana firman Allah SWT:
﴿يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ﴾
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat” (TQS Ibrahim [14]: 27).
– Di dalam Tafsîr Ibnu Katsîr untuk ayat yang mulia:
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ (7) وَالَّذِينَ كَفَرُوا فَتَعْساً لَهُمْ وَأَضَلَّ أَعْمَالَهُمْ (8) ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ﴾
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. Dan orang-orang yang kafir, maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menyesatkan amal-amal mereka. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (al-Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka” (TQS Muhammad [47]: 7-9).
Dinyatakan: Firman Allah SWT:
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ﴾
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (TQS Muhammad [47]: 7-9).
Seperti firman Allah SWT:
﴿وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ﴾ [الحج: 40]
“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya” (TQS al-Hajj [22]: 40).
Karena sesungguhnya, balasan itu dari jenis yang sama dengan amak. Karena itu Allah berfirman: “﴿وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ﴾ -dan meneguhkan kedudukanmu-“, sebagaimana yang ada di dalam hadis:
«مَنْ بَلَّغَ ذَا سُلْطَانٍ حَاجَةَ مَنْ لَا يَسْتَطِيعُ إِبْلَاغَهَا، ثَبَّتَ اللَّهُ قَدَمَهُ عَلَى الصِّرَاطِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ»…
“Siapa yang menyampaikan kepada penguasa, kebutuhan orang yang tidak bisa menyampaikannya, Allah meneguhkan kedudukannya di atas ash-Shirâth pada Hari Kiamat” …
Firman Allah:
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ﴾
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong Allah”.
Yakni agama Allah dan rasul-Nya, “ ﴿يَنصُرْكُمْ﴾ -niscaya Allah menolong kamu-“ terhadap musuhmu dan memenangkan kamu “﴿وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ﴾ -dan meneguhkan kedudukanmu-“ di tempat-tempat perang atau di atas argumen Islam]. Jadi peneguhan itu kadang di dalam perang dan kadang di dalam dakwah kepada Islam.
– Di dalam Tafsîr al-Qurthubî tentang tafsir ayat yang mulia:
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ﴾
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong Allah”
Dinyatakan: Yakni, jika kamu menolong agama Allah niscaya Allah menolong kamu terhadap orang-orang kafir. Yang semisalnya adalah firman Allah SWT:
﴿وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ﴾ [الحج: 40]
“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya” (TQS al-Hajj [22]: 40).
Qutharib mengatakan: “jika kamu menolong nabi Allah niscaya Allah menolong kamu-. Dan maknanya sama. Dan “ ﴿وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ﴾ -meneguhkan kedudukanmu-“, yakni di dalam perang. Dan dikatakan, di atas Islam. Dan dikatakan di atas ash-Shirâth. Dan dikatakan: yang dimaksudkan adalah peneguhan hati dengan iman …
Dan peneguhan kedudukan: adalah pemisalan untuk keyakinan dan tidak adanya keraguan, dimisalkan dengan keadaan orang yang meneguhkan kakinya di tanah sehingga dia tidak bergeser. Sebab ketergelinciran adalah keraguan yang menjatuhkan pemiliknya. Oleh karena itu, al-inhizâm (kekalahan), al-khaybah (kegagalan) dan al-khatha` (kesalahan) dimisalkan dengan ketergelinciran kaki. Allah SWT berfirman:
﴿فَتَزِلَّ قَدَمٌ بَعْدَ ثُبُوتِهَا﴾
“yang menyebabkan tergelincir kaki(mu) sesudah kokoh tegaknya” (TQS an-Nahl [16]: 94)], selesai.
Ringkasnya adalah bahwa ayat yang mulia tersebut, meskipun memberikan pengertian pertolongan di dalam perang dan peneguhan kedudukan di dalam perang, namun tidak menafikan pertolongan untuk agama Allah dalam mengemban dakwahnya dan peneguhan di atas kebenaran sehingga kaki tidak tergelincir dan berikutnya pengemban dakwah tidak takut di jalan Allah terhadap celaan orang yang suka mencela.
Saya berharap, di dalam ini ada kecukupan. Wallâh a’lam wa ahkam.
Saudaramu Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah
25 Rajab al-Khair 1443 H
26 Februari 2022 M
https://www.hizb-ut-tahrir.info/ar/index.php/ameer-hizb/ameer-cmo-site/80596.html