Uni Eropa Legalkan Larangan Hijab, Begini Kata UIY

Mediaumat.id – Terkait putusan Pengadilan Tinggi Eropa yang melegalkan perusahaan melarang karyawan Muslimah mengenakan hijab, Cendekiawan Muslim Muhammad Ismail Yusanto (UIY) menanggapi begini. “Di situlah letak paradoksnya liberalisme dan demokrasi,” ujarnya kepada Mediaumat.id, Ahad (16/10/2022).

Artinya, kata UIY, jika liberalisme diartikan dengan paham yang mengagungkan kebebasan, mengapa mereka melarang pemakaian hijab?

“Bukankah pemakaian hijab harus dianggap juga sebagai kebebasan? Mengapa dilarang? Lalu di mana kebebasan yang mereka agungkan itu?” herannya.

Pun apabila demokrasi diartikan sebagai kedaulatan rakyat atau dengan kata lain untuk menjaga kebebasan dan aspirasi rakyat, sambungnya, semestinya memakai hijab juga termasuk bagian dari kebebasan dan aspirasi dimaksud. “Kenapa dilarang?” herannya lagi.

Sebelumnya, sebagaimana dikabarkan, Pengadilan Kehakiman Uni Eropa (CJEU) yang berbasis di Luksemburg menganggap tidak ada diskriminasi langsung terkait larangan semacam itu.

Keputusan terbaru ini dikeluarkan Pengadilan Tinggi Eropa pada Kamis 13 Oktober 2022 setelah seorang perempuan Muslim menuntut sebuah perusahaan Belgia karena tidak boleh mengenakan hijab ketika dia melamar untuk mengikuti pelatihan kerja selama enam pekan. Perempuan itu pun membawa kasusnya ini ke CJEU.

Perlu diketahui pula, larangan penggunaan hijab bagi perempuan di tempat kerja juga terus menjadi perdebatan selama bertahun-tahun di Jerman. Sebagian besar larangan itu berlaku pada calon guru di sekolah negeri dan penegak hukum.

Selain di Jerman, di Prancis yang menjadi rumah bagi minoritas Muslim terbesar di Eropa, pun telah melarang penggunaan hijab di lembaga pendidikan sejak 2004.

Tak Ada Kebaikan Selain Islam

Lantaran putusan tersebut, lanjut UIY menyampaikan, umat Islam harus menyadari bahwa memang tidak ada kebaikan selain dari Islam.

Menurutnya, hal itu bisa dilihat di negeri-negeri yang mengaku liberal dan demokrasi, namun justru melakukan hal-hal yang bertentangan dengan prinsip yang mereka agungkan.

Sehingga lebih jauh, umat harus makin kokoh dalam memegang, mempelajari, memahami, mengimani, mengamalkan serta memperjuangkan Islam. “Inilah jalan kebaikan, jalan yang diridhai Allah SWT,” pungkasnya.[] Zainul Krian

Share artikel ini: