Umat Islam Perlu Khilafah untuk Menolong Muslim Rohingya

 Umat Islam Perlu Khilafah untuk Menolong Muslim Rohingya

Mediaumat.news – Pembantaian kembali dilakukan rezim Budha Myanmar kepada minoritas Muslim Rohingya sejak Jumat kemarin namun anehnya tidak ada satu pun penguasa negeri Muslim yang mampu menolongnya.

“Ini menunjukkan kesekian kali betapa lemahnya umat Islam. Umat Islam dari segi kuantitas saat ini itu berjumlah lebih dari 1,6 milyar di seluruh dunia. Bagaimana mungkin jumlah umat Islam yang begitu besar itu tidak mampu menolong saudaranya yang menderita di Rohingya,” ujar Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Muhammad Ismail Yusanto kepada mediaumat.news, Selasa (29/8/2017).

Sampai-sampai, lanjut Ismail, Muslim Rohingya disebut oleh PBB atau oleh UNHCR itu sebagai entitas yang paling menderita di seluruh dunia. Ini telah berlangsung bertahun-tahun tetapi sampai sekarang tidak ada solusi bahkan kecenderungannya mereka semakin menderita karena Muslim Rohingya yang sudah berada di Bangladesh mau dideportasi begitu juga yang di India. Mereka itu betul-betul sudahlah terusir dari kampung halamannya sendiri, barulah berada di tempat relatif aman pun juga terusir. Mereka seolah-olah menjadi manusia yang tidak punya tempat untuk berdiam. Inilah yang disebut sebagai stateless. Warga yang tidak punya negara.

Ini suatu keadaan yang sangat menyedihkan. Allah menyebut kaum Muslimin sebagai khairul ummah. Bagaimana mungkin khairul ummah itu keadaannya seperti ini. “Mengapa hal itu terjadi? Itu karena umat Islam tidak mempunyai kekuatan untuk menolong saudara-saudara kita,” ujarnya.

Menurut Ismail, di Myanmar itu ada penguasa yang disebut-sebut sebagai pendekar demokrasi, bahkan pernah mendapatkan hadiah nobel perdamaian, Aung San Suu Kyi, tapi ternyata dia setelah menjadi penguasa tidak berbuat apa-apa untuk menolong rakyatnya sendiri. Muslim Rohingya itu bagian tak terpisahkan dari Burma (sekarang ganti nama jadi Myanmar), bahkan Rohingya ada lebih dulu dibandingkan Burma. Tapi alih-alih memberikan pertolongan, bahkan menyebut kata “Rohingya” pun tidak pernah dilakukan Aung San Suu Kyi.

“Jadi ini semestinya menyadarkan kita semua, umat Islam, bahwa tanpa persatuan umat Islam itu akan terus menjadi entitas yang sangat lemah,” ungkapnya.

Bukan hanya di Rohingya, di Palestina dan di belahan dunia lainnya juga umat Islam dalam keadaan menderita. Pun begitu di Indonesia. Karena itulah diperlukan persatuan. Dan untuk bersatu itu diperlukan institusi yang akan menyatukan umat Islam.

“Institusi itu disebut dengan khilafah. Karena itulah khilafah itu sesuatu yang sangat penting, sangat mutlak, yang oleh para ulama disebut sebagai tajul furudh  atau mahkota dari kewajiban karena dengan adanya khilafah ini maka kewajiban-kewajiban yang lain akan terlaksana termasuk kewajiban untuk menolong saudara kita yang mengalami penderitaan seperti yang dialami oleh Muslim Rohingya,” pungkasnya.[] Joko Prasetyo

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *