Ulama Penyambut Paus, Salahgunakan Al-Qur’an untuk Legitimasi yang Tidak Islami
Mediaumat.info – Menanggapi sikap oknum ulama yang kebablasan dalam menyambut Paus Fransiskus, Pakar Fikih Kontemporer KH Muhammad Siddiq al-Jawi mengatakan, mereka itu menyalahgunakan ayat Al-Qur’an atau menyalahgunakan hadits Nabi SAW untuk melegitimasi hal-hal yang tidak islami.
“Mereka itu menyalahgunakan ayat Al-Qur’an atau menyalahgunakan hadits Nabi untuk melegitimasi hal-hal yang tidak Islam,” tuturnya dalam Fokus: Kunjungan Paus dan Problem Toleransi Kebablasan, Ahad, (8/9/2024) di kanal YouTube UIY Official.
Ia pun memberikan contoh perkara yang sebenarnya tidak islami tapi kemudian pengertian ayat Al-Qur’annya dimanipulasi sehingga itu menjadi seolah islami.
“Saya kasih contoh konkret ya, kemarin pada waktu Paus itu kan disambut oleh Pak Nasaruddin Umar dan segenap stafnya di Masjid Istiqlal itu kan ada pembacaan ayat suci Al-Qur’an. Nah, ayat suci Al-Qur’an itu yang dibaca itu surah al-Baqarah ayat 62,” ujar Kiai.
Kiai pun membacakan arti dan penjelasannya.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, ya dalam kitab tafsir itu artinya yang beriman kepada Nabi Muhammad yang Muslim. Dan orang-orang yahudi dan orang-orang Nasrani dan orang orang Sobi’in. Kalau dalam kitab tafsir ada yang mengatakan segolongan Yahudi dan ada yang mengatakan satu segolongan orang Kristen. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dan mengerjakan amal shalih, maka bagi mereka pahala dari Tuhan mereka. Dan mereka tidak ada rasa hawatir pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati,” tuturnya.
Menurutnya, ayat yang dibacakan seorang qari’ah perempuan di hadapan Paus tidak lepas dari intervensi dari Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar dalam memilihkan ayat agar cocok dalam pertemuan itu.
“Ayat ini biasanya digunakan oleh orang pluralis yang sering mengikuti kegiatan dialog antar agama untuk mengatakan bahwa orang Yahudi saat ini, orang Kristen saat ini, jangan disebut kafir,” jelasnya.
Ayat tersebut, menurut Kiai Shiddiq, disalahgunakan untuk menjilat Paus.
“Ayat ini, menurut saya yang kemudian disalahgunakan oleh Pak Nasaruddin Umar untuk menjilat Paus ya, supaya Paus itu senang hatinya, karena, dia mungkin merasa termasuk pada golongan orang Nashara yang dimaksud pada ayat ini,” sesalnya.
“Padahal, tidak ya! Ayat itu berlaku untuk Nashara sebelum Nabi Muhammad atau setelah Nabi Muhammad, tetapi masuk Islam,” pungkasnya. [] Teti Rostika
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat