Mediaumat.id – Sebagai bentuk kepedulian ulama terhadap urusan kaum Muslim, Ulama Aswaja Jabodetabek berkumpul menyuarakan pendapat seputar kenaikan harga BBM. “Menaikkan BBM adalah bentuk kezaliman penguasa kepada umat,” ungkap Ketua Forum Komunikasi Ulama Aswaja Kebayoran Lama KH Syaifudin Zuhri S.Ag., Ahad (11/9/2022).
Karena itu ia mengajak para ulama dan kiai menolak kenaikan harga BBM.
Selanjutnya, Pimpinan Majlis Dzikir Rothibul Haddad Duren Sawit Jakarta Timur, Ustaz Habsyi mengatakan, kesusahan akibat covid-19 belum juga usai ditambah lagi kenaikan harga BBM, pasti akan menambah kesusahan rakyat. Biang kenaikan harga BBM ini karena penerapan sistem kapitalisme, sehingga satu-satunya solusi hanya dengan menerapkan Islam kaffah dalam bingkai khilafah.
Ulama lain, Kiai Tatang Nuryaman, Khadimul Ma’had Nida’ Haar Bekasi mengingatkan bahwa hubungan penguasa dengan rakyat bukanlah hubungan antara penjual dan pembeli. “Seharusnya hubungan penguasa dengan rakyat seperti hubungan bapak dengan anaknya, yang akan mengayomi dan melindungi bukan menyengsarakan dan menyusahkan,” ungkapnya memberikan permisalan.
KH Safidin SQ, Pimpinan Majelis Ta’lim Millah Khalilullah, Pinang, Kota Tangerang juga mengingatkan kepada penguasa bahwasannya kezaliman yang dilakukan oleh penguasa akan mendapatkan balasan siksa yang pedih di akhirat kelak.
Ajengan Asep Yayat, Pimpinan Majelis Ta’lim Nasy’atul Falah, Depok pun sama, mengingatkan penguasa bahwa kezaliman mereka akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.
Terakhir, Kiai Gelorawan Moentoro, Pembina Majlis Ta’lim Al-Istiqomah Ciracas Jakarta Timur, menyampaikan bahwa subsidi seharusnya untuk semua rakyat baik kaya atau miskin. Hal ini sebagaimana hadits Rasulullah SAW, manusia atau kaum Muslim berserikat dalam tiga hal yaitu api/energi (an-naar), air (al-ma’) dan padang gembalaan (al-kala’), sehingga baik kaya atau miskin semua berhak menikmati sumber daya alam (BBM) kalau syari’at Islam diterapkan untuk mengelola BBM.[] Irianti Aminatun