Mediaumat.id – Fenomena kriminalisasi dan penangkapan ulama yang terjadi di Arab Saudi khususnya di bawah pemerintahan putra mahkota Mohammad bin Salman dikarenakan menjadi ancaman terhadap kepentingan dan kekuasaan penguasa.
“Bahwasanya eksistensi dari para ulama yang lurus yang tidak gentar, tidak takut menyuarakan kebenaran, melakukan muhasabah kepada penguasa, itu adalah sebuah ancaman terhadap kepentingan-kepentingan mereka, terhadap kekuasaan mereka itu sendiri,” ujar Magister Kajian Timur Tengah dan Islam Iranti Mantasari B.A., IR, M.Si. kepada Mediauamat.id, Ahad (23/10/2022).
Iranti mengungkapkan, empat ulama yang ditangkap di Arab Saudi itu hanya sebagian kecil saja. Sebab sejak tahun-tahun lalu sudah banyak sekali ulama yang menjadi korban represifme dari rezim Mohammad bin Salman ini.
Menurut Iranti, kriminalisasi ulama bukan hanya terjadi di Arab Saudi saja, sebab hampir di seluruh negeri-negeri Muslim juga mengalami hal yang serupa. Hal itu dikarenakan tren global yang senantiasa mengkriminalisasi ulama yang hanif dan kritis terhadap kebijakan-kebijakan penguasa masing-masing negeri.
Iranti berpesan, masalah utama dari negeri-negeri Muslim saat ini bukanlah radikalisme, ekstremisme dan terorisme sebagaimana yang ditakutkan para penguasa negeri Muslim. Masalah sebenarnya, kata Iranti, ada pada penerapan hukum-hukum yang tidak bersumber dari syariat Islam, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sehingga sosok-sosok yang seharusnya dihormati dan dimuliakan karena ilmu agamanya justru menjadi korban represifme.
“Harapannya ketika umat sudah bisa mengambil pelajaran ini, umat tidak akan membenarkan penangkapan-penangkapan ulama tersebut,” pungkasnya.[] Agung Sumartono