Ulama Bogor Prihatinkan Papua
Sejumlah ulama dari Kecamatan Pamijahan dan Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, memprihatinkan kondisi yang terjadi di Papua dan Papua Barat. Mereka meminta agar pemerintah dan aparat bertindak tegas karena aksi demonstrasi sudah menjurus ke arah disintegrasi bangsa.
Keprihatinan itu disampaikan para ulama dalam acara Multaqo Ulama Aswaja di Masjid An-Nur, Kaung Gading, Pamijahan, Bogor, Jumat (23/8) siang.
“Upaya-upaya untuk memisahkan diri dari NKRI harus dicegah. Pemerintah harus bertindak tegas. Jangan biarkan Papua memisahkan diri.
Pemerintah jangan hanya tegas terhadap umat Islam saja,” ujar KH Mumuh Muhyidin, pimpinan Pondok Pesantren An-Nur, Pamijahan, Bogor.
Hal senada dikatakan Ustadz Ahmad Kosasih dari Majelis Taklim Ash-Sholihin, Cibungbulang, Bogor. “Selama ini pemerintah kurang memberikan perhatian kepada Papua.
Sebaliknya Papua lebih diperhatikan oleh asing, dalam hal ini AS. Asing memang ingin Papua lepas dari NKRI agar mereka lebih mudah menguasai sumberdaya alam Papua yang kaya raya,” ujarnya.
Dalam kesempatan multaqo itu, para ulama Aswaja menghasilkan empat pernyataan sikap.
Pertama, Kemerdekaan yang hakiki hanya dapat diwujudkan dengan penerapan syariat Islam secara kaffah.
Kedua, Meski sudah merdeka selama 74 tahun, tapi Indonesia masih miskin, rawan kriminalitas, korupsi makin marak, angka pengangguran meningkat, separatisme makin subur, dan lain sebagainya. Itu semua disebabkan karena Indonesia menganut sistem Demokrasi, Liberalisme dan Sekularisme.
Ketiga, Segera stop kriminalisasi para ulama termasuk Ustadz Abdul Somad dan Ustadz Elyasa dari Mojokerto, yang sebenarnya mereka hanya mendakwahkan penerapan ajaran Islam secara kaffah termasuk khilafah yang merupakan bagian dari ajaran Islam.
Keempat, Solusi kerusuhan di Papua yang ingin lepas dari NKRI adalah Khilafah Islamiyah. Karena Khilafah akan mempersatukan, bukan menceraiberaikan. []
Sumber: Shautululama.co