Mediaumat.info – Sebelum membahas persoalan-persoalan kaum Muslim di dunia terutama di Gaza, Palestina, Shahibul Bait Kiai Laode Heru Elyasa memaparkan, demokrasi hanyalah omong kosong belaka.
“Demokrasi yang selama ini diperjuangkan, yang selama ini dianggap suci itu sebenarnya adalah omong kosong,” ujarnya dalam pengantar acara Multaqa Ulama: Perang Dunia Ketiga dan Prospek Berdirinya Khilafah Pasca Kekalahan Koalisi Amerika Serikat di Gaza, Ahad (28/1/2024) di kanal YouTube Pusat Kajian dan Analisis Data.
Dengan kata lain, sambungnya, dalam acara rutin yang juga selalu dihadiri para ulama karismatik Jawa Timur di antaranya KH Thaha Chalili, pengasuh Pondok Pesantren Al-Muntaha Bangkalan Madura, dan merupakan cicit dari Syaikhana Cholil, tersebut, demokrasi tidak bisa dipakai sebagai alat untuk memperjuangkan urusan-urusan kaum Muslim di Palestina.
Untuk ditambahkan, bermacam upaya perdamaian termasuk gencatan senjata antara Hamas, kelompok pembebasan Palestina, dengan entitas penjajah Yahudi di Gaza, telah ditempuh. Namun hingga saat ini justru terkesan tak signifikan.
Salah satunya, resolusi gencatan senjata hasil pemungutan suara yang dilakukan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di pertemuan Sesi Khusus Darurat ke-10, Jumat (27/10/2023) waktu Amerika Serikat (AS), tidak lantas menjadikan upaya genosida atas warga Gaza berhenti.
Bahkan kabar terbaru, pada hari Jumat (26/1) di Kota Den Haag, Belanda, Mahkamah Internasional, ICJ, mengeluarkan putusan sementara yang kendati meminta Zionis Yahudi mengambil segala langkah untuk mencegah terjadinya genosida di wilayah seluas 365 kilometer persegi tersebut, namun ICJ justru tidak mendesak dilakukan gencatan senjata.
Celakanya seperti juga disebutkan, keputusan ICJ ini hanyalah sekadar imbauan dan tak bersifat mengikat. Oleh karena itu pelaksanaannya kelak murni tergantung pada entitas Zionis Yahudi sendiri.
Malahan, di dalam proses persidangan tersebut yang gugatan sebelumnya justru datang dari Negara Afrika Selatan (Afsel) dan bukan negeri Muslim, kata Kiai Heru Elyasa lebih lanjut, Zionis mendapatkan dukungan dari beberapa negara seperti Amerika Serikat (AS), Prancis, Inggris, Kanada, Jerman.
Artinya, perkara ini bukanlah persoalan militer semata, tetapi lebih kepada pertarungan ideologi. “Sesungguhnya Amerika, Prancis, inggris, Kanada, Jerman yang mendukung Israel ini digerakkan oleh sebuah ideologi jahat yaitu ideologi kapitalis,” terangnya.
Untuk itu, ia pun berharap perjuangan para mujahidin di Bumi Palestina yang dibantu oleh milisi Houthi, Hizbullah terlebih Iran, tidak sekadar dilandasi kepentingan masing-masing kelompok.
Artinya pula, umat Islam harusnya berharap dan senantiasa berusaha agar semangat perlawanan dari berbagai kelompok pemberani ini, digerakkan oleh sebuah ideologi Islam yang akan menggerakkan semua kekuatan kaum Muslim di dunia.
“Dan ini membuktikan ke depan akan pertarungan ideologi Islam dengan pertarungan ideologi kapitalis yang insyaAllah akan dimenangkan oleh kaum Muslimin,” pungkasnya. [] Zainul Krian