UIY Tolak Keras Narasi yang Mengatakan PKI Itu Masa Lalu
Mediaumat.id – Merespon adanya sebagian orang yang mengatakan bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) itu masa lalu dan tidak mungkin muncul lagi, Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto (UIY) mengatakan harus menolak keras.
“Saya kira kita harus menolak keras narasi yang mengatakan bahwa PKI itu masa lalu, tidak mungkin muncul lagi,” ungkapnya di acara Perspektif PKAD: Mewaspadai Kebangkitan Neo Komunisme dan Rekayasa Terorisme dan Radikalisme? melalui kanal Youtube Pusat Kajian Analisis dan Data, Jumat (30/9/2022).
UIY memberikan alasan, sebagai sebuah organisasi bernama PKI, mungkin saja sudah menjadi masa lalu dan tidak mungkin muncul lagi tetapi komunisme itu sesuatu yang manifes.
“Bagaimana kita mau mengatakan bahwa PKI tidak akan muncul lagi lah wong sekarang saja ada kok. Jadi enggak perlu menunggu muncul lagi wong sudah ada dan barangnya gede. Kalau bahasa Jawanya itu melok-melok. Kurang gede apa itu yang disebut Partai Komunis Cina (PKC)? Itu kan komunis. Bukan hanya ada tapi bahkan sekarang menjadi sebuah kekuatan yang makin hari makin besar seiring dengan besarnya negara Cina itu sendiri,” papar UIY.
Cina, kata UIY dipimpin oleh PKC dan PKC partai satu-satunya yang ada di Cina, artinya wajah Cina itulah PKC.
“Sebagai sebuah organisasi, PKC direpresentasikan oleh sebuah negara dengan segenap kekuatannya. Cina, ini hari adalah Cina yang secara ekonomi disebut sebagai raksasa ekonomi, menjadi negara dengan kekuatan ekonomi paling besar dari sisi kekuatannya maupun volumenya,” bebernya.
Cadangan devisanya, lanjut UIY, itu terakhir sudah lebih dari US$3.000 miliar. “Ini negara dengan capaian terbesar di dunia. Jumlah penduduknya sudah lebih dari 1,4 miliar. Lebih banyak dibanding India. Dengan penguasaan teknologi yang terus meningkat di semua bidang, teknologi elektronika, teknologi senjata, teknologi otomotif, teknologi semualah. Hampir semua teknologi yang ada di Barat ini hari mereka juga kuasai termasuk juga teknologi angkasa luar,” imbuhnya.
Angkatan senjatanya pun, sambung UIY dengan penduduk 1,4 miliar tidak sulit merekrut 10 juta tentara dan akan menjadi tentara terbesar di muka bumi.
“Satu hal lagi yang tidak boleh dilupakan adalah apa yang disebut dengan Cina Overseas. Meski tidak ada hubungan langsung dengan PKC tetapi secara etnis dia sama-sama Cina. Sebagai sebuah entitas internasional, PKC memiliki watak jaringan yang sangat luas,” bebernya.
Karena itu, menurut UIY, aneh jikalau ada yang mengatakan bahwa komunisme itu sudah selesai. Itu terbantahkan saat Megawati (dalam sebuah video) memberikan ucapan selamat kepada PKC dalam ulang tahunnya yang ke-100. Itu artinya orang sudah tidak lagi sungkan untuk berhubungan bahkan menjalin kerja sama dan memberikan selamat kepada PKC.
Perubahan Mindset
UIY menilai, saat ini telah terjadi perubahan mindset politik di negeri ini dalam menempatkan siapa kawan dan siapa lawan.
“Secara sistematik Islam politik, Islam ideologi, telah ditetapkan sebagai lawan, sementara di saat yang sama, pelan tapi pasti mereka mencoba mengeliminir kebencian atau permusuhan terhadap komunisme,” sesal UIY.
Ia menyesalkan negeri yang mayoritas penduduknya Muslim ini, kok bisa memusuhi Islam dan pada saat yang sama menjadi seorang berwajah kapitalis lalu mencoba berkawan akrab dengan komunis. “Saya kira ini ini hal yang penting untuk kita coba bacakan ke publik,” tukasnya.
Menurut UIY, bacaan negara yang menempatkan Islam politik itu sebagai musuh sangat memengaruhi pandangan publik terhadap Islam. “Jangankan publik, ustaz saja bisa terpengaruh dengan narasi negara ini,” terangnya.
Bacaan publik terhadap komunisme pun, kata UIY, cepat atau lambat akan sama dengan yang dinarasikan negara. “Apalagi nanti dilengkapi dengan kepres,” tandasnya.
UIY menilai, ada kerja yang sangat sistematis membangun sebuah kesadaran publik secara salah. Ini menunjukkan betapa kuatnya apa yang disebut sebagai official mindset itu.
Saling Berhadapan
UIY memaparkan bahwa Timur (komunisme) dan Barat (kapitalisme) sebenarnya saling berhadapan. “Tapi pada saat yang sama mereka merasa ada upcoming challenger yang akan menghadapi mereka serta menghentikan hegemoni mereka bahkan bisa mengalahkan mereka secara telak. Apa itu? Islam politik,” tegasnya.
Pandangan mereka itu, kata UIY, bukan tanpa dasar karena mereka juga mengkaji Islam, mengkaji sejarah Islam. “Peradaban Islam itu pernah ada di masa lalu dan mereka punya catatan bahwa mereka tidak berdaya menghadapi kekuatan itu,” jelasnya.
Karenanya, sambung UIY, ketika mereka melihat Islam politik kebayang, ini akan menjadi kekuatan yang secara historis pernah muncul di masa lalu, meski hari ini sedang berada pada titik nadir. “Karena itu mereka berusaha keras agar potensi munculnya kekuatan yang kalau bahasa Jawanya itu nggegirisi (menakutkan) itu tidak terjadi,” ucapnya.
Rand Corporation, kata UIY, menyusun strategi dan strategi itu tengah berjalan saat ini. “Daniel Pipes tokoh di balik Rand Corporation terang-terangan mengatakan bahwa perang hari ini jangka pendeknya mengalahkan kelompok fundamentalis dan jangka panjang menciptakan Islam yang ramah terhadap Barat. Artinya tidak punya intensi untuk menjadi sebuah kekuatan peradaban,” bebernya seraya mengatakan meski tidak setara dengan negara kapitalis, Cina juga punya pemikiran semacam itu.
Kembali ke Islam
Menurut UIY, agar efektif mereka berkolaborasi dengan penguasa di negeri-negeri Muslim karena penguasa di negeri-negeri Muslim itu menjadi frontliner (garda terdepan) untuk membunuh ‘jabang bayi’ peradaban Islam yang pasti akan lahir di negeri Muslim.
Oleh karena itu, lanjut UIY, tidak ada cara lain bagi umat Islam kecuali harus kembali kepada Islam. “Menjadi Muslim, pilihan kita cuma dua, menjadi Muslim sejati atau menjadi Muslim tidak sejati. Kalau menjadi Muslim sejati akan berhadapan dengan mereka. Sunatullahnya begitu. Al-Qur’an juga mengatakan begitu,” tegasnya.
Al-Qur’an, sambung UIY, mengatakan bahwa setan itu musuh, maka jangan perlakukan setan sebagai kawan. “Ini logika sederhana, tapi Al-Qur’an memperingatkan itu. Ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan salah perlakuan, yang seharusnya diperlakukan sebagai musuh, diperlakukan sebagai kawan,” tandasnya.
Setan itu kata UIY, ada dua wajah, setan manusia dan setan jin. Setan jin kalau kita mengucapkan ta’awudz, lari terbirit-birit tapi tidak untuk setan manusia. Setan manusia bisa membangun narasi yang bisa mengalihkan pandangan kawan-kawan kita yang semula kawan bisa menjadi lawan.
“Ini hari kan begitu. Coba kalau kita tengok lawan-lawan kita kan juga sesama Muslim, yang sedang duduk sebagai menteri, yang sedang duduk menjadi menko yang sedang duduk menjadi ketua ini, ketua itu, pejabat ini, pejabat itu bahkan termasuk menjadi presiden,” imbuhnya.
UIY mengatakan, “Pilihannya cuma satu menjadi Muslim sejati sambil membangun kesadaran di sekitar kita, lingkungan kita, jejaring kita untuk jangan sampai mereka menjadi bagian dari apa yang diperingatkan oleh Allah untuk dijauhi.”
“Karena risikonya bukan hanya di dunia tapi sampai di akhirat. Itu yang paling utama. Saya kira sangat aneh kalau kita masih mengharapkan ridha Allah mengharap surgaNya sementara di dunia memusuhi agama Allah,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun