UIY: Terima Musibah dengan Ridha dan Ikhlas

Mediaumat.id – Cendekiawan Muslim Ustaz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) mengingatkan bahwa sikap seorang Muslim dalam menyikapi bencana erupsi Gunung Semeru ini adalah menerima dengan ikhlas.

“Nah karena itulah maka penting di situ kita menerimanya dengan penuh keridhahan dan keikhlasan,” ujarnya dalam acara Fokus: Bencana dan Bencana, Ahad (12/12/2021) di kanal YouTube UIY Official.

Menurut UIY, erupsi Gunung Semeru ini adalah suatu musibah. Musibah adalah sesuatu yang tidak disukai manusia tapi menimpa manusia. Dan harus diyakini bahwa musibah ini tidak lepas dari apa yang disebut takdir atau qadla atau ketetapan dari Allah SWT.

“Secara ilmiah bisa dijelaskan mengapa gunung itu meletus, tapi seakurat apa pun alat-alat untuk mitigasi bencana, tapi tidak bisa memastikan kapan itu terjadi,” ucapnya.

Selanjutnya, kata UIY, musibah ini harus dihadapi dengan sabar, sebab musibah di antaranya berfungsi sebagai ujian. Karena semakin besar ujian, maka semakin besar pula pahalanya.

“Kalau kita menghadapi dengan sabar, maka akan meningkatkan derajat kita di hadapan Allah SWT,” pesannya.

Kemudian, UIY berpendapat, korban erupsi Gunung Semeru yang meninggal dengan keadaan terbakar karena awan panas itu termasuk meninggal dalam keadaan syahid. Karena disebutkan dalam hadits Nabi bahwa meninggal dalam keadaan terbakar adalah salah satu dari golongan mati syahid selain jihad.

“Nah hal-hal seperti ini yang saya kira penting untuk kita ketengahkan di tengah-tengah rasa duka dan sedihnya menghadapi musibah,” tuturnya.

Terakhir, UIY berpesan, bahwa manusia itu sangat lemah. Sehingga tidak selayaknya manusia itu durhaka kepada sang Pencipta. Semestinya dengan musibah ini semakin menundukkan hati, pikiran, dan ketaatan kepada Allah SWT. Karena hidup ini semuanya akan berakhir sewaktu-waktu.

Karena itu, menurutnya, yang paling bagus semestinya menjadi seorang makhluk yang taat kepada sang Khaliq di mana pun dan kapan pun sampai betul-betul ajal tiba dan meninggal dalam keadaan husnul khatimah.

“Saya kira tidak ada yang menyangka ya, bahwa Semeru bakal meletus, atau dulu ada tsunami dan segala macam itu menunjukan bahwa manusia sangat lemah,” pungkasnya.[] Agung Sumartono

Share artikel ini: