UIY: Terbunuhnya Ismail Haniyah Momentum Tumbuhkan Dua Kesadaran

Mediaumat.info – Cendekiawan Muslim Ustadz Ismail Yusanto (UIY) menegaskan, terbunuhnya pemimpin Hamas Ismail Abdul Salam Ahmad Haniyyah (Ismail Haniyah) Selasa 31 Juli 2024 lalu merupakan momentum berharga untuk menumbuhkan dua kesadaran.

“Saya kira ini satu momentum yang sangat berharga untuk menumbuhkan dua kesadaran penting,” ujarnya dalam Fokus: Di Balik Pembunuhan Ismail Haniyah, Ahad (4/8/2024) di kanal YouTube UIY Official.

Pertama, kesadaran bahwa Palestina saat ini betul-betul dalam penguasaan penjajah Zion*s Y4hudi.

“Ini fakta yang tak bisa dibantah atau dipungkiri oleh siapa pun. Jika ada yang mengatakan perdamaian maka apa yang terjadi sekarang, itu secara faktual membantah angan-angan perdamaian termasuk juga pikiran-pikiran two state solution,” tandasnya.

UIY mengulas, ketika entitas Y4hudi tidak pernah berhenti berpikir tentang Israel Raya yang dikatakan telah dijanjikan Tuhan (The Promised Land), maka Zionis Yahudi tidak akan pernah berhenti menjajah Palestina.

Kedua, apa yang terjadi di Palestina itu menunjukkan kepada dunia betapa lemahnya umat Islam ini hari. “Bagaimana bisa, kita yang jumlahnya hampir 2 miliar tak berdaya menghadapi sebuah negara sak cuprik (kecil) yang penduduknya cuma 7,6 juta?” sesalnya.

Meski Y4hudi didukung negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, sambungnya, tetap saja jumlah kaum Muslim itu sangat besar.

“Kita lemah karena kita tidak bersatu. Kenapa tidak bersatu? Karena kita selama ini tidak memiliki dua unsur penting yang menyatukan kita,” tukasnya.

Yang pertama, sebutnya, adalah entitas politik yang dibentuk untuk menyatukan umat. Entitas politik itu, terangnya, disebut dengan khilafah.

Tetapi UIY merasa sedih karena khilafah yang merupakan bagian ajaran Islam masih banyak ditolak dan dikatakan utopis.

“Bagaimana bisa? Di tengah situasi kayak begini lalu di sini ada ajaran Islam yang bila diterapkan bisa menjadi solusi atas apa yang sedang kita alami, justru dianggap utopis,” kesalnya.

Ia balik mempertanyakan, jika solusinya bukan khilafah lalu apa yang bisa menyatukan kaum Muslimin?

“Ada lebih dari 37 resolusi Dewan Keamanan PBB yang tidak dianggap oleh Y4hudi. Ini institusi dunia apalagi yang di bawahnya seperti Arab, atau ASEAN, lebih tidak dianggap lagi,” yakinnya.

Kedua, tidak ada pemimpin yang memang dipilih atau berdiri untuk menyatukan umat. Namanya khalifah. Khilafah dan khalifah itu ajaran Islam, istilah Islam. “Mestinya dua hal ini yang harus segera diwujudkan oleh umat Islam,” harapnya.

Hilang

UIY menyesalkan, kesadaran yang seharusnya ditumbuhkan di tengah umat bahwa masalah Palestina itu adalah masalah penjajahan justru semakin hilang.

“Coba kita tengok, di website resmi Kementerian Luar Negeri kata-kata penjajah sudah tidak ada. Dulu masih ada dan itu sering disampaikan oleh pejabat Kementerian Luar Negeri. Sekarang kata-kata penjajahan sudah enggak ada. Itu berarti kemunduran dari segi narasi,” ulasnya.

Ia lalu mempertanyakan, bagaimana mau merebut kembali wilayah Palestina yang diambil oleh penjajah sementara tidak mengakui Y4hudi sebagai penjajah.

“Jadi kekalahan narasi itu sudah sangat nyata. Karena itu kita mesti bangkitkan di tengah-tengah umat dengan narasi-narasi yang benar,” ajaknya.

Menurutnya, Barat tahu bahwa khalifah dan khilafah adalah solusi. Keduanya, akan membuat umat Islam bangkit dan berjaya, serta memiliki kekuatan lagi. “Itulah mengapa mereka mencoba menghentikan narasi khilafah,” tandasnya.

Penghentian narasi itu, lanjutnya, menggunakan mulut tokoh-tokoh Islam untuk mendiskreditkan khilafah dengan menyebutnya sebagai terorisme, radikalisme. “Celakanya tokoh-tokoh itu ngikut aja,” herannya.

UIY mengulas, di satu sisi hati tersayat-sayat melihat apa yang terjadi di Palestina, namun di sisi lain dongkol berhadapan dengan saudara sesama Muslim yang membebek dan menjadi amplifier narasi-narasi Barat yang bertentangan dengan Islam.

Meski demikian UIY tetap optimis, perjuangan makin berharga karena berhadapan dengan kekuatan dan tantangan yang luar biasa berat.

“Saya kira syahidnya Ismail Haniyah bisa menyiram semangat perjuangan dan jihad yang luar biasa pada anak-anak muda di seluruh dunia khususnya di Palestina,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

 

Share artikel ini: