UIY: Status Hukum Saja Tidak Cukup Hentikan Zionis

Mediaumat.info – Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) menyatakan status hukum saja tidaklah cukup untuk menggerakkan negara agar bertindak, apalagi terjadi silang pendapat di Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ) untuk menentukan konsekuensi hukum terhadap pendudukan Zionis atas Palestina.

“Secara faktual itu (status hukum) tidaklah cukup menjadi dasar untuk menggerakkan negara itu untuk bertindak,” ujarnya dalam Focus to The Point: Genosida di Palestina Nyata, ICJ Mandul! di kanal YouTube UIY Official, Senin (26/2/2024).

Karena, tegas UIY, soal tindak-bertindak itu bukan sekadar soal status hukum, tetapi konteks politik, kemudian keberanian politik dan keberanian militer.

“Katakanlah misalnya semua orang tahu bahwa bagaimana jahatnya mereka (Zionis) atas Gaza, tetapikan tidak ada yang melakukan tindakan riil yang nyata, sekadar mengutuk juga tidak ada,” keluhnya.

Bahkan, ungkapnya, negara-negara Arab yang diklaim mendukung Palestina, namun masih saja beredar informasi bahwa negara-negara Arab masih menjalin kerja sama dengan Zionis.

“Bahkan, negara-negara Arab itu, banyak informasi (menyebutkan), masih tetap memberikan jalan untuk rute impor barang-barang ke Israel, bahkan saluran gas masih masuk dan sebagainya,” ungkapnya.

Terkait tindakan negara-negara Arab itu, ujarnya, menunjukkan bahwa status hukum itu hanyalah satu hal, tetapi tindakan ekonomi, politik, bahkan militer itu tidaklah mungkin.

Jangka Pendek

Terkait kekejaman Zionis ini, UIY menghimbau untuk melakukan tindakan dari sisi jangka pendek dan dari sisi jangka panjang.

“Jangka pendek sekarang ini yang bisa kita lakukan adalah apa yang bisa membuat mereka itu menambah kecemasan kemudian tekanan dan sebagainya,” bebernya.

UIY mencontohkan misalnya melalui unggahan-unggahan untuk membuka tabir kejahatan dan kelemahan Zionis.

“Itu sesuatu yang secara komulatif itu akan memberikan tekanan besar pada mereka (Zionis), mereka klaim bahwa kami (Zionis) itu adalah negara dengan pertahanan paling kuat, pasukan paling hebat tapi ternyata setelah dibongkar semua kan terlihat mereka (Zionis) tidak seperti itu,” bebernya.

Kemudian, lanjutnya, boikot itu juga terbukti cukup efektif menekan Zionis. “Misalnya Starbuck dan McDonald kan merasa bahwa efek itu sangat berpengaruh pada mereka (Starbuck dan McDonald), penjualan global kan turun gitu dan akhirnya mereka (Starbuck dan McDonald) berusaha untuk ramah pada Palestina,” lanjutnya.

Jangka Panjang

UIY juga menghimbau terkait memikirkan jangka panjangnya adalah umat Islam yang sekarang itu jumlahnya hampir 2 miliar lebih itu tidak memiliki daya yang efektif untuk melakukan tindakan, jika tidak ada persatuan.

“Nah persatuan itu pernah dulu di bawah daulah khilafah, karena itulah jangka panjang mesti ini dikerjakan, di saat yang sama melakukan tekanan juga pada penguasa di negeri-negeri Muslim,” tegasnya.

Karena dengan tindakan dari negeri-negeri Muslim, ungkapnya, mampu menekan Zionis.

“Katakanlah Turki menyetop jalur gasnya ke Israel saja itu sudah sangat luar biasa, Yordan menutup suplai air bersih ke Israel itu sudah sangat luar biasa, bagaimana mereka (Zionis) akan hidup tanpa air bersih, bagaimana mereka itu bisa hidup tanpa gas, itu dua contoh saja itu sudah lumayan,” pungkasnya. [] Setiyawan Dwi

Share artikel ini: