Mediaumat.id – Bersamaan dengan upaya para pejuang Palestina membebaskan diri dari cengkeraman entitas penjajah Yahudi, Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) menyerukan bahwa perjuangan merebut kembali tanah Palestina harus senantiasa digaungkan.
“Perjuangan untuk merebut kembali tanah Palestina itu harus terus digaung-gaungkan sebagaimana yang terlihat sekarang ini,” serunya dalam Fokus the Point: Bebaskan P4l3stina dengan J1h4d dan Khilafah, Selasa (10/10/2023) di kanal YouTube UIY Official.
Meski, sambung UIY, kekuatan global Barat termasuk Amerika Serikat (AS) kerap mendukung keberadaan dari entitas penjajah Yahudi.
Sebab, menurutnya, persoalan Palestina bukan sekadar masalah perbatasan yang dilanggar. Tetapi entitas penjajah Yahudi telah mengokupasi tanah kharajiyah, milik kaum Muslim.
Padahal di sisi lain, tidak ada seorang pun yang berhak menyerahkan tanah tersebut kepada penjajah. “Ini inti persoalan ini harus dipahami oleh umat Islam,” jelas UIY.
Lebih-lebih, hingga saat ini, para pejuang Palestina tidak pernah menyerah dalam kondisi apa pun. Bahkan, sebuah kelompok pembebasan, Hamas, mengguncang entitas penjajah Yahudi berikut rentetan serangannya sejak Sabtu, 7 Oktober 2023, pagi waktu setempat.
“Kemudian (rakyat Palestina) melakukan serangan untuk menunjukkan bahwa tidak ada ketertundukan itu bahwa perlawanan itu masih akan terus berlanjut,” tandasnya.
Karena itulah, kembali UIY mengajak kepada segenap kaum Muslim untuk senantiasa berpikir tentang merebut kembali tanah yang diberkati oleh Allah SWT tersebut.
Faktor Penting
Adalah kekuatan dari umat Islam itu sendiri, yang kata UIY, menjadi faktor penting untuk menggapai itu semua.
Artinya, umat tidak mungkin lagi mengharapkan kekuatan lain selevel organisasi Islam dunia sekalipun. “Kita tidak mungkin mengharapkan kekuatan lain, tidak mungkin mengharapkan Liga Arab, apalagi. Wong PBB saja juga sudah tidak bisa,” sebutnya.
Lantas, bilamana umat Islam memiliki kekuatan dimaksud, UIY menegaskan, ketika umat Islam bersatu. “Kapan umat Islam memiliki kekuatan? Ketika umat Islam bersatu,” tegasnya.
Dengan kata lain, bagaimana mungkin umat Islam di seluruh dunia berikut jumlahnya, jika melansir data dari Pure Research Center hampir 2 miliar orang, tetapi bisa kalah tak berdaya menghadapi entitas penjajah Yahudi yang menurut UIY hanya sekitar 7 juta orang.
“Bagaimana bisa? Itu pasti oleh karena kita tidak bersatu,” tandasnya.
Lebih lanjut, UIY juga menyampaikan, bahwa untuk bersatu, ada dua syarat yang mesti terpenuhi sekaligus. “Kita hanya mungkin bisa bersatu kalau ada dua syarat terpenuhi sekaligus,” tambahnya.
Pertama, terwujudnya institusi politik khilafah Islam. Kedua, diangkatnya khalifah sebagai pemimpinnya. “Tidak ada lain, namanya khilafah Islam dengan khalifah sebagai pemimpinnya,” lugasnya.
Untuk ditambahkan, bukan pembebasan Palestina saja. Perjuangan menegakkan kembali institusi politik pemersatu umat ini nantinya juga diarahkan ke Rohingya, Uighur, dan berbagai kezaliman yang menimpa umat Islam di tempat lain.
Sehingga, sekali lagi UIY menyerukan, dari berbagai kezaliman yang menimpa kaum Muslim tersebut semestinya makin mendorong umat untuk lebih bersemangat mewujudkannya.
“InsyaAllah kita akan memiliki kekuatan yang diperlukan secara cukup untuk bisa mengatasi semua persoalan tadi itu,” pungkasnya.[] Zainul Krian