UIY: Rekomendasi BPIP Bagian Sinkretisme, Bertentangan dengan Islam

 UIY: Rekomendasi BPIP Bagian Sinkretisme, Bertentangan dengan Islam

Mediaumat.info – Pernyataan sikap dan rekomendasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang menyebut ‘ucapan salam lintas agama yang dikeluarkan Forum Ijtima Ulama Komisi Fatwa Se-Indonesia bisa mengancam eksistensi Pancasila’, dinilai sebagai bagian dari sinkretisme yang bertentangan dengan akidah Islam.

“Nah, ini sinkretis. Sinkretisme itu jelas ini paham yang bertentangan dengan akidah Islam,” tegas Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) dalam Fokus: Salam Lintas Agama Ancam Pancasila? di kanal YouTube UIY Official, Ahad (23/6/2024).

Sebagaimana juga disebut, sinkretisme lahir dari sekularisme yang pada dasarnya tidak hanya bertentangan tetapi malah menyingkirkan Islam dari kehidupan.

“Sekulerisme itu kan memisahkan agama dari kehidupan, fasluddin anil hayah,” jelasnya. Bahkan oleh Syekh Muhammad al-Ghazali, tokoh pembaharuan Islam pada abad ke-20, sekuler dimaknai membangun kehidupan masyarakat dan negara di atas dasar selain Islam.

Hal tersebut, kata UIY menambahkan, sesuai dengan kondisi masyarakat saat ini. “Ekonominya kapitalis, kemudian budayanya westernis dengan inti amoralisme liberalisme, kemudian politiknya demokrasi machiavellis, pendidikannya materialis, dan sikap beragamanya sinkretis,” tegasnya kembali menerangkan.

Adalah sebelumnya BPIP menyatakan bahwa fatwa haram pengucapan salam lintas agama yang dikeluarkan Forum Ijtima Ulama Komisi Fatwa Se-Indonesia yang digelar pada 28-31 Mei 2024 dengan mengangkat tema Fatwa: Panduan Keagamaan untuk Kemaslahatan Umat, bisa mengancam eksistensi Pancasila. Hal itu tertulis dalam sikap dan rekomendasi BPIP mengenai salam lintas agama.

“Secara sosiologis, hasil ijtima tentang pelarangan ucapan salam lintas agama dan selamat hari raya keagamaan mengancam eksistensi Pancasila dan keutuhan hidup berbangsa yang sejak dahulu kala telah terkristalisasi menjadi sebuah kearifan lokal,” bunyi sikap dan rekomendasi BPIP pada poin 2 yang dilihat, Rabu (12/6/2024).

Dengan kata lain, BPIP menganggap semua agama adalah benar, tidak ada yang lebih baik ataupun kurang, termasuk salam dari berbagai agama.

“Konsekuensi yang paling serius adalah bahwa tidak boleh ada aturan agama dari satu agama itu yang dijadikan sebagai aturan bersama, tidak boleh,” sambung UIY, masih menanggapi sikap BPIP.

Padahal secara harapan dan doa, salam dalam Islam sudah cukup mengakomodir keduanya. “Kalau kita bandingkan sebenarnya ucapan salam yang tadi, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, itu sebenarnya sudah luar biasa,” lontarnya, yang berarti ‘keselamatan dan rahmat Allah serta berkah terlimpah kepada kalian’.

Kacau

Lantaran itu langkah BPIP dipandang aneh di tengah kondisi bangsa dan negara yang sedang dalam kekacauan ini. Sementara, yang dibutuhkan bukan sekadar kemampuan tetapi justru karakter untuk bisa mengidentifikasi serta mengatasi ‘penyakit’ yang diderita negeri ini.

“Mana penyakit, mana obat, mana dokter, itu sudah enggak karu-karuan,” ucapnya, sembari memisalkan fatwa haram berkenaan salam lintas agama yang justru dianggap ‘penyakit’.

Sementara kapitalisme berikut sekularisme maupun liberalisme yang berdampak maraknya judi online, pinjaman online, hingga bunuh diri misalnya, tak serius diperhatikan oleh para pemimpin di negeri ini.

“Termasuk dari BPIP yang sok pancasilais itu, enggak ada address itu, itu kan konyol,” sebut UIY.

Lebih jauh mengenai UU Minerba terbaru tahun 2020, yang menurutnya secara telak mengubah UU Minerba 2009 yang memastikan 380.000 hektar ladang batubara yang dikuasai oleh tujuh perusahaan untuk kemudian dikembalikan kepada negara, menjadi diperpanjang untuk para kapitalis.

“Pertanyaan sederhananya, dari dua undang-undang itu mana yang sesuai dengan Pancasila? Undang-undang minerba 2009 ataukah 2020?” tanyanya.

Belum lagi soal naiknya UKT secara diam-diam tempo hari, disusul kemudian dengan program Tapera.

“Tapera ini enggak masuk akal. Ini tabungan atau pungutan? Kalau tabungan kenapa dipaksa?” sahutnya, seraya menyebut BPIP bereaksi hanya jika ada isu terkait ajaran Islam, seperti fatwa haram salam lintas agama ini.

Karena itu, ia pun menduga BPIP tak lebih sebagai lembaga anti-Islam. “Kita duga ini sebenarnya lembaga yang antiagama, anti-Islam malahan. Sebab setiap kali menyangkut isu-isu Islam dia siuman, bangun dari tidur,” sebutnya.

Karenanya pula, kekonyolan ini, pungkas UIY, seharusnya menjadi momentum untuk lebih gencar lagi menyadarkan umat bahwa kekacauan di negeri ini akibat dari sekularisme dan berdampak secara serius dalam sinkretisme yang menabrak prinsip-prinsip tauhid maupun akidah Islam. [] Zainul Krian

 

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *