Mediaumat.info – Soroti serangan Iran terhadap entitas Yahudi, Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) menyatakan posisi Iran terbaca, saat entitas penjajah Zionis Yahudi membombardir Jalur Gaza.
“Sebenarnya posisi Iran terhadap Israel itu justru terbaca saat Israel itu membombardir habis Jalur Gaza,” tuturnya dalam Fokus Reguler: Serangan ke Israel, Nyata atau Drama? di kanal YouTube UIY Official, Ahad (21/4/2024).
Menurutnya, Iran pada waktu itu tidak bereaksi secara semestinya. “Maksudnya, jika benar bahwa Iran itu, sebutlah musuh dari Israel, mustinya dia melakukan sesuatu di saat yang nyata-nyata bahwa Israel itu melakukan tindakan yang sangat brutal di Jalur Gaza. Tapi itu kan tidak terlihat,” sesalnya.
UIY memandang, Iran mulai bereaksi ketika ada serangan terhadap Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah. “Meskipun Israel berkilah bahwa itu konsulat bukan kedutaan,” imbuhnya.
UIY menilai, serangan Iran terhadap entitas Yahudi, dalam skala yang sebenarnya lebih merupakan semacam warning (peringatan) karena serangan terhadap kedutaannya tersebut.
“Tadi sudah disebut, serangan itu serangan drone bukan serangan rudal. Memang ada serangan rudal, tapi juga rudal yang terbatas. Artinya ini sebenarnya bukan satu serangan yang sungguh-sungguh,” simpulnya.
Hubungan Zionis-Iran
Menurutnya, hubungan antara entitas penjajah Zionis Yahudi dengan Iran, sudah membentang cukup lama. Meskipun pada awal 1948 Iran termasuk yang menolak proklamasi pendudukan entitas penjajah Zionis Yahudi di Palestina, dan juga sebelumnya menolak partisi (pembagian wilayah) yang dilakukan oleh Inggris.
“Tetapi kan setelah 1993, naik Syah Iran, berubah sontak itu menjadi negara yang bersahabat. Apa karena kadua-duanya (Iran dan entitas Yahudi), sama-sama merupakan proksi dari Amerika, antek?” tegasnya.
Tangan Kiri dan Kanan
UIY mengibaratkan posisi Iran dan entitas penjajah Zionis Yahudi bagi Amerika itu seperti tangan kiri dan tangan kanan.
“Jadi seperti tangan kiri dan kanan dari Amerika di kawasan Timur Tengah, sampai 1979 ketika Revolusi Iran itu pecah,” ujarnya. Nah, sambungnya, setelah itu, mungkin ada semacam perubahan.
“Tapi saya kira, itu belum menunjukkan satu perubahan yang signifikan politik Iran terhadap Israel,” pungkasnya. [] ‘Aziimatul Azka
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat