UIY: Peneliti yang Teliti Tidak akan Katakan HTI Susupi Muhammadiyah

 UIY: Peneliti yang Teliti Tidak akan Katakan HTI Susupi Muhammadiyah

Mediaumat.id – Bila teliti, Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin tentu tidak akan mengatakan ‘HTI menyusupi Muhammadiyah dalam penentuan 1 Syawal dengan menggunakan kalender global’.

“Karena seorang peneliti adalah orang yang teliti, dia tidak akan mengatakan begitu, dari segi ucapannya tidak akan keluar seperti itu, dari segi fakta juga tidak akan begitu,” ungkap Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) dalam video: Waduh! Oknum BRIN Tuduh Hizbut Tahrir Susupi Muhammadiyah, Begini Penjelasan Ustadz Ismail Yusanto! di kanal YouTube Ahmad Khozinudin Channel, Selasa (25/4/2023).

Jika membicarakan tentang kalender, jelas UIY, tidak ada kalender lokal. Kalender itu global. “Lihat saja kalender Masehi, apa ada kalender Indonesia, Malaysia, Arab Saudi. Kalender Masehi itu ya global, begitu juga kalender Hijriah juga sebenarnya global,” sebutnya.

UIY juga menegaskan, bulan yang diperintah untuk dilihat itu menjadi tanda awal bulan. Itu adalah perintah untuk kaum Muslim dengan dhamir jamak. “Berpuasalah kalian semua dengan melihat bulan dan berbukalah kalian semua dengan melihat bulan,” ujar UIY mengutip sebuah hadits.

“Bulannya satu tapi perintahnya untuk seluruh kaum Muslim. Itu artinya tidak harus masing-masing negara atau orang itu melihat bulan untuk bisa memulai puasa dan mengakhiri puasa,” tegasnya.

Maka, jika ada satu orang yang sudah melihat hilal itu sudah cukup menjadi dasar untuk bisa berpuasa dan mengakhiri puasa. “Artinya ini global. Karena itu aneh kalau hilal global dikaitkan dengan Hizbut Tahrir,” ujarnya.

Ia menjelaskan, dengan melihat peta terbitnya hilal kemarin di belahan wilayah seperti Pakistan, Afganistan sampai wilayah Teluk Timur Tengah sudah 4 derajat dengan perbedaan waktu hanya 4 jam. “Jadi kalau maghrib itu anggap saja jam 6, berarti jam 10 malam itu kita dengar kabar itu. Jadi bisa secara teknis artinya itu global,” jelasnya.

UIY mengkritik seorang peneliti (yang tidak teliti) itu telah mengaitkan persoalan globalitas dengan Hizbut Tahrir. “Itu kan ingin mem-framing, seolah-olah gagasan kalender global itu gagasan kelompok, gagasan radikal,” kritiknya.

Padahal, itu gagasan yang sangat rasional, yang sangat ilmiah. “Semestinya dipahami oleh seseorang yang menamakan dirinya peneliti,” pungkasnya.[] Ageng Kartika

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *