UIY: Menilai Ajaran Bukan Sesuai atau Tidak Sesuai, Namun Baik atau Tidak Baik
Mediaumat.id – Munculnya kembali gagasan rekontekstualisasi maupun reaktualisasi yang intinya adalah ajaran Islam bisa berubah jika tidak cocok dengan kondisi saat ini menuai kritikan dari berbagai kalangan, termasuk Cendekiawan Muslim Ustaz Muhammad Ismail Yusanto (UIY).
“Untuk menilai satu ajaran itu, mestinya tidak dilihat dari apakah ini sesuai atau tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada. Tapi mesti dilihat ajarannya itu, kita nilai ajaran ini baik atau tidak,” ungkapnya dalam acara [Live] Fokus: Menolak Ajaran Islam dengan Dalih Tidak Cocok, Layakkah? di kanal YouTube UIY Official, Ahad (14/11/2021).
Menurutnya, jika semata-mata didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang ada, maka bangsa ini akan kehilangan kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan sesuatu yang baik.
UIY mencontohkan pemakaian kerudung yang dulu ditolak karena tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Bahkan, siswa yang menggunakan kerudung dipecat dari sekolah.
“Seiring dengan perjalanan waktu, kerudung ini baik, akhirnya peraturannya itu diubah, bahkan sekarang kerudung itu resmi jadi bagian dari seragam SMA, SMP, SD, bahkan saya katakan pada waktu itu polwan boleh pake kerudung, kemudian wanita angkatan dan segala macam itu juga boleh,” jelasnya.
Ia menilai, bahwa itu memang soal mindset, cara memandang. Karena menurutnya, fakta itu buah dari sebuah dinamika kehidupan masyarakat yang banyak sekali dipengaruhi faktor. “Termasuk yang disebut dengan negara bangsa itu,” ungkapnya.
Selain itu, ia menjelaskan bahwa negara bangsa itu kan fenomena baru setelah runtuhnya Khilafah Utsmaniah tahun 1924. “Jadi bagaimana bisa fenomena baru itu digunakan untuk menolak ajaran yang sudah 1400 tahun lamanya?” jelas UIY.
Karena itu, UIY menegaskan, umat Islam mesti menilai ajaran itu baik atau tidak. “Tidak mungkin ajaran Islam itu tidak baik,” pungkasnya.[] Ade Sunandar